Soal 'Hayya Alal Jihad’, PBNU: Jangan Terpengaruh Hasutan
Ketua PBNU KH Robikin Emhas mengatakan, jihad harus dimaknai sebagai upaya sungguh-sungguh dari segenap komponen bangsa untuk mewujudkan cita-cita nasional, bukan peperangan.
Robikin mengungkapkan hal itu, merespons atas beredarnya video singkat sekelompok orang yang menyerukan kalimat 'Hayya Alal Jihad’.
Dalam video berdurasi 30 detik tersebut, sekelompok orang mula-mula mengumandangkan kalimat adzan. Hanya saja, ketika sampai pada kalimat Hayya Ala Sholah, diganti dengan kalimat Hayya Alal Jihad yang berarti ajakan berperang.
"Dalam negara yang telah merdeka seperti Indonesia, jihad harus dimaknai sebagai upaya sungguh-sungguh dari segenap komponen bangsa untuk mewujudkan cita-cita nasional, bukan peperangan," tutur Robikin Emhas.
"Apa itu? Mewujudkan perdamaian dunia, mencerdaskan kehidupan bangsa, memakmurkan ekonomi warga serta menciptakan tata kehidupan yang adil dan beradab," tegas KH Robikin dalam keterangan tertulis, di Jakarta, dikutip Selasa 1 Desember 2020.
Oleh karena itu, di tengah kehidupan yang plural seperti di Indonesia ini, KH Robikin mengajak seluruh komponen bangsa untuk terus memperkuat toleransi dan saling menghargai baik sesama maupun antarpemeluk suatu agama, etnis, dan budaya.
"Mari kita kokohkan persatuan dan kesatuan. Kita perkuat persaudaraan sesama warga bangsa dan persaudaraan kemanusiaan sebagai sesama keturunan anak cucu Nabi Adam AS," seru KH Robikin.
"Jangan terpengaruh hasutan, apalagi terprovokasi. Agama jelas melarang keterpecah-belahan dan menyuruh kita bersatu dan mewujudkan perdamaian di tengah kehidupan masyarakat," uajr Ketua PBNU, KH Robikin Emhas mengomentarai video sekelompok orang yang menyerukan kalimat 'Hayya Alal Jihad’.