Soal Akhlak Paling Utama, Ini Tantangan Umat Islam Terkini
Belum lama ini ada tamu dari jauh untuk silaturrahim ke kediaman KH Husein Muhammad di pesantrennya, Pesantren Dar-el Qur'an Arjawinangun Cirebon. "Kami ngobrol aneka ragam," tuturnya.
Tentu saja, pembicaraan pun terpusat pada persoalan keislaman dan problem umat terkini. Betapa masalah akhlak telah menjadi persoalan pelik di negeri ini.
Penjelasan Ulama yang Aktivis:
Kaum Muslim di manapun dan kapanmu berkomitmen mengikuti dan mencintai Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam (Saw). Beliau adalah pribadi idola dengan akhlaknya yang paripurna.
Tidak ada nama orang di dunia ini yang paling banyak disebut dan didoakan selain beliau. Kata-kata, tindakan dan sikap beliau ditaati dan ditiru umatnya. Apa saja yang dipakai beliau ditiru. Lalu aku menyampaikan sebuah hadits, yang berisi pesan beliau kepada sahabatnya, Uqbah bin Amir.
عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ رضی الله عنه قَالَ: لَقِيْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص فَبَدَرْتُهُ فاَخَذْتُ بِيَدِهِ وَ بَدَرَنِى فَاَخَذَ بِيَدِى فَقَالَ: يَا عُقْبَةُ، اَلاَ اُخْبِرُكَ بِاَفْضَلِ اَخْلاَقِ اَهْلِ الدُّنْيَا وَ اْلآخِرَةِ؟ تَصِلُ مَنْ قَطَعَكَ وَ تُعْطِى مَنْ حَرَمَكَ وَ تَعْفُوْ عَمَّنْ ظَلَمَكَ. اَلاَ وَ مَنْ اَرَادَ اَنْ يُمَدَّ فِى عُمُرِهِ وَ يُبْسَطَ فِى رِزْقِهِ فَلْيَصِلْ ذَا رَحِمِهِ. الحاكم 4: 178
Dari Uqbah bin Amir : Suatu hari aku bertemu Rasulullah Saw. Aku segera menghampiri dan memegang tangannya dan beliau memegang tanganku. Beliau mengatakan "Uqbah, apakah kamu ingin aku beritahu akhlak paling utama penghuni dunia dan penghuni akhirat?. "Tentu saja, wahai Nabi", jawab Uqbah. Nabi mengatakan : "Ia adalah menjalin kembali hubungan persaudaraan yang putus, menyantuni orang yang menolak memberimu dan memaafkan orang yang menganiayamu. Ketahuilah, siapa saja yang ingin dipanjangkan umurnya dan banyak rizki, maka hendaklah silaturrahim".
Mengikuti Petunjuk Rasulullah Saw
Nah, kira-kira ada tidak atau seberapa banyak orang dari umatnya yang bisa mengikuti petunjuk atau tawaran beliau yang indah itu?.
Tamu itu geleng-geleng kepala. Aku tak tahu arti gerak tubuh itu.
Tantangan Kita
Dalam konteks peradaban hari ini di mana hubungan antarmanusia di dunia tidak lagi bisa dibatasi dan disekat-sekat, maka penerimaan produk pikiran dan kebudayaan satu bangsa oleh bangsa yang lain pastilah tidak mungkin bisa dihindari.
Produk kreativitas intelektual itu saling memasuki dan memengaruhi, disengaja maupun tidak.
Sikap menolak atau menutup diri seluruhnya maupun sebagiannya terhadap pengaruh kebudayaan asing, bukanlah jalan yang - secara pasti - akan mengantarkan diri (pribadi/bangsa) pada kemajuan. Yang akan terjadi justru sebaliknya, kemunduran dan keterpurukan.
Sikap Eksklusif=Bunuh Diri Pelan-pelan
Dengan kata lain, sikap eksklusif, menutup diri atau menolak produk ilmu pengetahuan dan teknologi the others, atas alasan apapun, bisa merupakan sikap bunuh diri pelan-pelan.
Dunia adalah panggung terbuka untuk kontestasi meraih kebaikan-kebaikan dan peningkatan kualitas diri. Pikiran-pikiran yang dihasilkan peradaban dunia hari ini saling berebut tempat di hati para penghuninya.
Maka tidak ada cara lain bagi masing-masing, kecuali mencari dan menemukan ruang kekuatan diri baik untuk menyeleksi secara kritis yang baik dari yang buruk maupun untuk berkembangnya kreatifitas yang sebesar-besarnya bagi dirinya/bangsanya. Ini adalah tantangan maha besar yang sedang dihadapi dan harus dijawab oleh Kaum Muslimin di seluruh dunia.
Mereka yang "bercadar"
dan "menghijab" diri
Akan ditinggalkan
dan tergilas roda sejarah
Yang tak pernah berhenti bergerak
Mereka yang menunggu
Membuang waktu sia-sia
Mereka yang bergerak
Mereka yang menang
Demikian catatan KH Husein Muhammad (06.06.21/HM)