SMA Kristen Gloria 2 Tetap Adukan Oknum Orang Tua Murid ke Polrestabes Surabaya
Kuasa Hukum SMAK Gloria 2 Surabaya Sudiman Sidabuke menegaskan, orang tua dari siswa SMA Cita Hati Surabaya, berinisial IV yang membuat kericuhan di SMAK Gloria 2 tetap diadukan ke polisi atas dugaan tidak menyenangkan dan pemaksaan kehendak.
Sudiman menyebut, IV dapat dijerat dengan Pasal 335 KUHP karena memasuki sekolah tanpa izin dan melontarkan suara keras dengan nada mengancam. Tindakan IV lainnya adalah mengambil paksa kartu identitas guru SMAK Gloria 2 sampai menunjuk-nunjuk guru tersebut.
Pada hari Jumat 8 November 2024 lalu, pihak sekolah dan sejumlah orang yang awalnya diduga sebagai preman telah bertemu. Mereka melakukan mediasi dan akhirnya sepakat untuk berdamai. Namun, proses hukum terhadap IV masih berlanjut.
Sudiman menyebut, pihaknya sudah berdamai dengan Nouke CS yang disebut sebagai preman bayaran. Namun, proses pengaduan terhadap IV masih terus berlanjut di ranah kepolisian.
"Berdasarkan hasil audiensi, kami fokus yang menjadi objek, kita serahkan kepada pihak kepolisian dan tetap melaporkan persoalan yang kedua," ucap Sudiman.
Sementara itu, penasihat hukum Nouke CS, Richard Handiwiyanto, menjelaskan bahwa keributan yang terjadi pada Jumat 21 Oktober 2024 lalu di depan SMA Kristen Gloria 2 berada di luar kendali Nouke.
Richard menyebut, kliennya kaget dengan tindakan IV sampai menyuruh seorang siswa sampai berlutut dan menggonggong. Nouke dan rekan-rekannya juga tak ada maksud mengintimidasi pihak mana pun.
"Tindakan orang tua yang menyuruh orang lain untuk meminta maaf dengan cara berlutut dan menggonggong, bukanlah hal yang dapat dibenarkan," jelas Richard.
Pihak SMAK Gloria 2 tetap melanjutkan aduan secara resmi yang telah terdaftar dalam surat tanda terima laporan/pengaduan masyarakat, dengan nomor register LPM/1121/X/2024/SPKT/POLRESTABES SURABAYA yang dilakukan oleh seorang guru berinisial LSP atas ancaman dengan kekerasan.
Seperti diketahui, pada Senin 21 Oktober 2024 lalu saat jam pulang sekolah, datang sekelompok orang tak dikenal, di depan SMA Kristen Gloria 2 Pakuwon City Surabaya dan membuat keributan yang mengganggu ketertiban dan meresahkan banyak murid serta wali murid sekolah tersebut.
Keributan itu ditengarai terjadi karena adanya kesalahpahaman antara dua belah anak, yakni EN dan AL saat pertandingan basket di salah satu mal di Surabaya, dan kemudian berlanjut di media sosial.
Lalu, orang tua AL, yakni IV yang tidak terima anaknya diolok-olok mendatangi EN, salah seorang murid SMAK Gloria 2 yang bertikai dengan anaknya sembari membawa orang-orang yang awalnya disebut sebagai preman.
IV lalu memaki EN dan memaksanya untuk berlutut dan menggonggong sebagai tanda permintaan maaf atas olokan yang dilontarkan kepada anaknya. Kejadian tersebut membuat suasana sekolah pada saat jam pulang tersebut menjadi ricuh hingga membuat keributan terjadi di hadapan siswa-siswi dan wali murid SMAK Gloria 2.
Advertisement