Jika Muncul Kasus Covid-19 Saat PTM, SMA di Jombang Siap Lockdown
Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang resmi dimulai Selasa, 6 April 2021 disambut gembira sekolah di Kabupaten Jombang. Mereka rindu karena sudah setahun tak ada kegiatan belajar mengajar sejak Covid-19 mewabah.
Ketua MKKS SMA Negeri Kabupaten Jombang Singgih Susanto mengatakan, selama pandemi tak ada kegiatan sama sekali di sekolah.
"Kami menyambut baik keputusan membuka kembali belajar tatap muka. Meski dengan banyak pembatasan," katanya usai mendampingi Bupati Jombang Hj Mundjidah Wahab monitoring PTM di SMAN 3 Jombang.
Pembatasan itu seperti peniadaan ektrakurikuler, penutupan kantin, dan pengurangan durasi belajar menjadi 3,5 jam.
"Pelajaran olahraga pun tidak boleh di lapangan. Tapi tidak masalah, semoga ini awal yang baik. Kami ingin sekali situasinya kembali seperti sebelum Covid-19," ujar Singgih yang juga Kepala SMAN 3 Jombang ini.
Jika dalam pelaksanaan PTM ini terdapat warga sekolah positif Covid-19, Singgih menegaskan SMA yang mengalami kasus siap menghentikan kembali PTM.
"Aturannya harus lockdown, jika memang nanti ada kasus itu. Tapi mudah-mudahan tidak," katanya.
Kabupaten Jombang sendiri, kata Singgih, terdapat 12 SMA negeri dan 8 SMK negeri. "Seluruhnya sudah menggelar pembelajaran tatap muka hari ini. Tapi, sebelumnya sudah pernah uji coba," kata Singgih.
Sesuai regulasi yang berlaku di Jombang, PTM jenjang SMA-SMK hanya bisa diikuti 50 persen siswa setiap kelas. "Kalau di SMAN 3, jumlahnya 34 anak per kelas. Berarti 50 persennya adalah 17 anak," lanjutnya.
Sekolah juga sudah menyiapkan UKS, baik sarana prasarana maupun sumber daya manusianya. "Kegiatan belajar menggunakan sistem shift, paling lama 3,5 jam per shift dan tanpa istirahat," katanya.