Slogan Palestina "From the River to The Sea", Banyak Dilarang
Slogan From The River to The Sea Palestine Will Be Free atau dari sungai hingga ke laut Palestina akan merdeka, sering diteriakkan di aksi solidaritas untuk Palestina di berbagai negara di Skandinavia, Eropa, hingga Amerika. Slogan ini belakang juga banyak dilarang digunakan di tempat umum, di beberapa negara Barat.
Kriminalisasi Slogan
Sejumlah negara mulai mengriminalisasi penggunaan slogan tersebut. Mereka menganggap kalimat tersebut adalah pro Hamas di mana negara Barat mengenali Hamas sebagai teroris. Slogan juga dituduh menggelorakan sikap rasis atas Yahudi yang dikenal dengan antisemit.
Partai Buruh di Inggris misalnya, menjatuhkan skorsing pada anggota parlemen Andy McDonald lantaran meneriakkan "antara sungai dan lautan" dalam demonstrasi pro Palestina.
Pejabat Sekretaris Negara di Ingris Suella Bravermann menggambarkan parade solidaritas Palestina sebagai "parade kebencian" dan slogan tersebut dimaknai sebagai keinginan untuk menghanguskan Israel.
Sedangkan Asosiasi Olahraga Sepakbola Inggris melarang pemain bola untuk menggunakan slogan itu di akun media sosial mereka. Jerman bahkan melarang slogan tersebut serta meminta sekolah melarang penggunaan kaftan atau syal khas Palestina.
Kronologi Awal Mula Slogan
Slogan ini dilahirkan oleh diaspora Palestina di tahun 1964, di bawah kepemimpinan PLO, Yasser Arafat. Diterjemahkan dari Al Jazeera. PLO saat itu menyerukan munculnya satu negara Palestina, yang wilayahnya merentang dari Sungai Yordan hingga Laut Merah.
Perjuangan itu dipantik oleh aktivitas partisi di tahun 1948, di mana PBB membagi 62 persen wilayah untuk negara Yahudi yang disebut Israel, dan sisanya untuk negara Arab. Separasi yang saat itu ditolak oleh pimpinan negara Arab saat itu.
Tindakan ini disusul penggusuran dari sedikitnya 75 ribu warga Palestina dari rumah mereka. Peristiwa yang kemudian dikenal sebagai Nakba.
Belakangan, Pimpinan PLO menerima separasi dua negara. Namun kegagalan dari terwujudnya Perjanjian Damai Oslo 1993 menyebabkan munculnya perlawanan Intifada dari Palestina. Sejak itu, konflik terus memanas hingga kini.
Makna Saat ini
Akademisi dari SOAS di London, Nimer Sultany menyebut slogan itu mendorong "diakuinya warga Palestina secara setara". Ia juga menyebut slogan itu bersifat egalitarian sebab juga disuarakan oleh kelompok Yahudi ketika menuntut Israel menghentikan serangan.
Sedangkan kata bebas atau free bermakna fakta di mana hak warga Palestina untuk hidup setara, bebas, dan bermartabat terus dibantah. "Perlu dipahami, slogan ini muncul dalam bahasa Inggris, bukan dalam irama Bahasa Arab. Digunakan demonstran di negara Barat. Kontroversinya sengaja dibuat untuk mencegah solidaritas Barat dengan Palestina," tegasnya.
Advertisement