Slepet Imin di Jember, Singgung Normalisasi Hubungan Imin-Yenny
Slepet Imin digelar di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Sabtu 4 Januari 2024 malam. Safari politik Cak Imin yang digelar di Kota Cinema Jember itu banyak mendapatkan pertanyaan kritis.
Salah satu pertanyaan yang dinilai di luar dugaan oleh Cak Imin disampaikan oleh Rio, mahasiswa Universitas Jember.
Rio maju ke depan setelah dipersilakan oleh pembawa acara. Rio membawa spanduk yang terbuat dari kardus berukuran kecil.
Dalam spanduk tersebut terdapat gambar KH Hasyim Asyari dan KH Bisri Syansuri, tokoh pendiri organisasi Nahdlatul Ulama.
Pada kesempatan itu, Rio menegaskan kedua tokoh tidak pernah mewariskan dendam kepada anak cucunya. Lalu ia menyinggung hubungan Cak Imin dengan Yenny Wahid yang selalu berseteru. Rio kemudian mengajukan pertanyaan berkaitan dengan hubungan Cak Imin dengan Yenny Wahid.
Bagi Rio, komitmen menormalisasi hubungan Cak Imin dengan Yenny Wahid menjadi hal penting bagi organisasi NU. Akibat ketidakharmonisan hubungan Cak Imin dengan Yenni Wahid telah menyebabkan NU sering ditarik ke dalam politik praktis.
“Apakah Gus Imin akan menormalisasi kembali dengan hubungan dengan Yenny Wahid? ini penting agar NU tidak ditarik-tarik ke politik praktis,” tanya Rio.
Dalam waktu yang dibatasi itu, Rio juga sempat menyampaikan harapannya kepada Cak Imin. Ia berharap tidak ada lagi PKB versi Cak Imin dan PKB veri Yenny Wahid.
Rio menginginkan ke depannya PKB hanya satu, yakni PKB yang menjadi kendaraan politik NU.
“Saya ingin PKB itu satu, bukan PKB Cak Imin dan bukan PKB Yenni Wahid, tetapi PKB NU,” pungkasnya.
Mendapatkan pernyataan tak terduga itu, Cak Imin menanggapi dengan santai. Bagi Cak Imin pertanyaan Rio berbeda dengan pertanyaan peserta yang hadir lainnya yang berkaitan dengan negara.
“Ini di luar dugaan, sedang membicarakan negara kok ini malah membicarakan soal keluarga. Tetapi ini penting untuk dijawab,” katanya.
Cak imin tidak ingin mengomentari pertanyaan Rio terlalu panjang lebar, sebab di internal NU terdapat kaidah jumhur ulama sebagai wujud demokrasi dalam tubuh NU. Dalam kaidah tersebut NU mengikuti pendapat para ulama yang terbanyak.
Terkait hubungannya dengan Yenny Wahid, Cak Imin mengakui telah menjadi fakta politik. Kendati hubungan terlihat panas secara politik, namun Cak Imin memastikan ia dengan Yenny Wahid masih membuka ruang dialog.
Bagi Cak Imin, hubungannya dengan Yenny Wahid yang panas jangan sampai merusak dan mengubah cita-cita bangsa apalagi sampai mengubah sistem kenegaraan.
“Meskipun posisi berbeda, tetapi jangan menutup dialog politik. Yang penting agenda nasional apa. Perbedaan di dalam keluarga itu biasa, tidak boleh merusak prinsip dan membubarkan sistem politik yang kita bangun,” pungkasnya.