Pertanian di Indonesia Mayoritas Masih Bergantung Pada Zat Kimia
Bahan makanan di Indonesia terutama sayur-sayuran saat ini banyak yang mengandung zat kimia. Mulai proses menanam hingga pendistribusian penggunaan zat kimia selalu lebih dominan.
Ini akan membahayakan tubuh manusia yang mengkonsumsi bahan makanan terutama sayur-sayuran itu. Zat kimia yang terkandung dalam bahan makanan tersebut akan menimbulkan penyakit seperti kanker, dan lain-lain.
Hal ini diungkapkan Ketua Komuniyas Petani Organik Blenjong, Trawas, Mojokerto, Jawa Timur dalam Organic Day yang diselenggarakan oleh Koperasi Konsumen Amani, Minggu, 13 Januari 2019 di Surabaya.
"Petani sayuran yang ada di Batu, sudah tidak mau mengkonsumsi hasil pertanian. Mereka memilih membuat lahan kecil sendiri menanam sayur organik untuk konsumsi sendiri," ujar Slamet.
Menurut Slamet, masyarakat di Batu tidak mau mengkonsumsi hasil pertanian karena mereka sudah mengetahui bahwa sayuran yang ditanam mengandung sejumlah bahan kimia, seperti pestisida. Tentunya tidak aman bagi tubuh dan akan berimbas pada kesehatan.
"Contohnya tanaman kubis. Selama proses penanaman disemprot pestisida sebanyak 20 kali. Belum lagi di gudang penyimpanan saat akan didistribusikan diberi cairan kimia yang disemprotkan agar tetap terlihat segar. Kalau sudah begini, bagaimana kita bisa hidup sehat? Karena yang kita konsumsi mengandung racun," katanya.
Slamet menyarankan agar masyarakat sudah saatnya untuk memilih bahan makanan organik. Bagaimana caranya? Slamet memberikan tips agar tidak tertipu membeli sayur organik. Karena, meskipun berlabel organik belum tentu isinya sayur organik.
Tips yang diberikan Slamet, pertama, sayur non organik biasanya memiliki warna hijau atau hijau kebiruan yang pekat. Selain itu sayurnya akan terasa lebih keras.
"Kalau yang organik akan lebih lembek dan warnanya agak pudar," kata Slamet.
Kemudian, tips kedua sayur dan buah organik dapat bertahan lebih lama meskipun dimasukan dalam lemari pendingin. "Sayur organik meskipun busuk dia tidak busuk yang mengeluarkan bau atau lembek, tapi akan mengering. Kalau sudah busuk dan lembek belum satu minggu itu pasti bukan organik," katanya.
Selanjutnya tips yang terakhir, waspadi apabila sayur dan buah yang akan dibeli tampak terlalu besar dan tak memiliki bekas gigitan ulat.
"Kalau kita membeli produk impor kita harus ketahui berapa lama waktu pengirimannya? Berapa lama masa penyimpanan buah dan sayur sebelum sampai ke pembeli? Gak mungkin dengan waktu lama buah dan sayuran kelihatan masih segar, kalau tanpa menambahkan bahan kimia," katanya. (pts)