Skrining Dini, Tiga Ribu Warga Surabaya Dideteksi Menderita TBC
Skrining dini di Surabaya mendapati sebanyak 3.228 warga menderita Tuberkulosis (TBC) hingga 30 April 2924. Angka itu didapat dari target estimasi sebesar 16.127 orang, atau mencapai 17 persen dari target.
Kepala Dinkes Surabaya Nanik Sukristina menyebut, temuan dini diikuti dengan pengobatan secara cepat hingga sembuh, sehingga risiko penularan dapat dikendalikan. Ada tiga jenis obat yang digunakan, yakni pengobatan BPAL/M selama enam bulan, STR sembilan bulan dan LTR selama 18-24 bulan.
Skrining dilakukan secara massif dan agresif pada kelompok risiko tinggi seperti pasien HIV, DM, anak khususnya gizi buruk, ISPA/Pneumonia, COVID-19 dan Calon Jemaah Haji (CJH) maupun skrining aktif dengan melibatkan lintas sektor.
"Diperlukan peran Pengawas Menelan Obat (PMO) dari keluarga dekat ataupun Peer Educator (mantan pasien TBC RO yang diberdayakan kembali untuk mendampingi pasien TBC selama pengobatan) untuk mendukung dan mencegah terjadinya mangkir/putus berobat. Selain itu juga dilakukan Investigasi Kontak, pemberian TPT kontak serumah pasien, dan pemberian PMT berupa susu," katanya, Jumat 17 Mei 2024.
Fakta TBC
TBC adalah penyakit menular yang disebabkan bakteri Mycobacterium Tuberculosis(M.Tb) yang umumnya menyerang paru-paru, tulang belakang, kulit, otak, kelenjar getah bening dan jantung.
Dilansir dari laman TB Indonesia, bakteri ini menular lewat udara. Penderita TB yang batuk menyemburkan bakteri di udara, dan menular jika dihirup orang di sekitar.
TBC umumnya memiliki sejumlah gejala. Seperti batuk menerus, demam dan meriang berkepanjangan, sesak napas dan nyeri dada, berat badan menurun, kadang batuk bercampur darah, nafsu makan turun, dan berkeringat di malam hari meski tidak melakukan kegiatan.