SKK Migas Dorong Ekplorasi Migas Masif Tingkatkan Produksi Migas
SKK Migas mendorong seluruh kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) lebih agresif melakukan eksplorasi migas dalam rangka meningkatkan produksi migas di Indonesia.
Hal tersebut dibahas bersama dalam Indonesia Exploration Forum (IEF) bertajuk Framing the Future of Indonesia’s Oil and Gas: Massive Exploration for Indonesia Energy Security di Surabaya, Senin 14 September 2024.
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto mengatakan, upaya ini patut menjadi perhatian bersama karena ketersediaan cadangan migas yang terbatas ditambah jumlah konsumsi yang terus meningkat, menyebabkan adanya ancaman kelangkaan migas.
Karena itu, ia menyebut perlu ada strategi-strategi untuk meningkatkan jumlah produksi. Hal tersebut sesuai dengan instruksi Presiden agar jumlah produksi wajib meningkat. “Beliau minta lifting minyak harus naik dengan cara apapun. Bahkan meminta jangan sampai turun. Satu liter pun tidak boleh, tiap tahun harus naik,” kata Dwi.
Dwi mengatakan, dalam upaya peningkatan produksi SKK Migas telah merumuskan sejumlah strategi dengan fokus memperbanyak eksplorasi sebagai strategi jangka panjang.
Salah satu langkah awal yang telah dilakukan adalah dengan melakukan pengeboran 130 sumur eksplorasi, kemudian melakukan 11 studi regional dan lebih dari 600 studi G&G, kemudian survei seismic 2D seluas 48.517 Km², survei 3D seluas sekitar 10.000 Km², serta aktivitas empat full tensor gradiometry seluas 250.000 Km².
“Ini adalah bukti kegiatan eksplorasi migas yang massif untuk menemukan cadangan baru”, tutur mantan Dirut Pertamina itu.
Dalam rangka ini, ia menegaskan pula bahwa pemerintah mendukung penuh iklim investasi ekplorasi yang membuat cukup banyaknya penemuan potensi migas baru dalam lima tahun terakhir.
Namun, ia menyebut, ada tantangan yang perlu ditangani bersama karena ada penemuan yang belum dimanfaatkan dengan potensi dari 301 struktur terdapat 1,8 miliar barrel.
Selain itu, SKK juga telah memetakan potensi peningkatan produksi dari kegiatan EOR dan Waterflood yang akan diterapkan terhadap 12 lapangan dengan total potensi 951 juta barel. Kemudian ada stranded POD yang mencakup lapangan-lapangan dengan plant of development yang sudah disetujui namun pelaksanaan terhambat dengan jumlah 74 lapangan dengan potensi 153 juta barel minyak dan 5,3 TCR gas.
“Terakhir, ada idle field dan idle well lapangan atau sumur tidak aktif memiliki potensi untuk diaktifkan kembali. Saat ini ada 3 lapangan idle field dengan potensi 112 juta barel,” sebutnya.
Dengan potensi yang ada, ia mendorong seluruh KKKS untuk mengupayakan berbagai cara untuk memanfaatkan potensi yang ada tersebut.
SKK Migas juga akan melakukan evaluasi ketat terhadap aset yang ada. Jika asset tidak produktif karena KKKS tidak melaksanakan maka akan dievaluasi bahkan diberikan tindakan tegas. Termasuk akan dikelola oleh negara.
Sementara itu, Plt Dirjen Migas Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, bahwa saat ini dari data yang ada jumlah produksi migas, khusunya minyak tak sebanding dengan jumlah konsumsi harian masyarakat.
“Bapak Menteri ESDM dalam beberapa acara menyampaikan bahwa tren produksi minyak kita menurun dan saat ini hanya sekitar 600 ribu barel. Sedangkan konsumsi kita terus meningkat sekarang 1,5 juta barrel, artinya kita defisit 1 juta barel,” papar Dadan.
Dengan kondisi tersebut, membuat pemerintah mendorong SKK Migas bersama KKKS untuk lebih masif melakukan eksplorasi. Agar Indonesia memiliki ketahanan energi yang akan berdampak pada perekonomian ke depan.
Dadan menyebut pemerintah juga fokus melakukan pengembangan ekplorasi di wilayah Indonesia Timur. Anatara lain di Buton, Timor, Seram, Aru, dan Papua. Di mana, saat ini sudah ada 34 joint study eksplorasi yang menunjukkan adanya potensi migas.
“Kita telah sama-sama menyaksikan 2 tanda tangan kontrak tahun 2024 tahap 1, Pemerintah terus menyiapkan blok migas yang baru. Lebih dari 60 blok migas disiapkan untuk 5 tahun ke depan, tahun 2024 akan segera dilakukan penawaran tahap kedua,” pungkasnya.
Advertisement