Skill Khusus Tim Penyekatan Suramadu, Sukses Ajak Warga Tes Swab
Informasi yang benar atau tak utuh membuat orang takut menjalani tes usap. Misalnya takut sakit, takut ketahuan jika ternyata positif COVID-19 atau malas bayar mahal jika harus menjalani tes usap. Padahal menjalani tes usap COVID-19 seperti saat ini sangat penting.
Seperti yang terjadi pada seorang ibu yang menolak untuk jalani tes usap. Ibu ini menolak menjalani tes usap di pos penyekatan di kaki Suramadu sisi Surabaya.
Awalnya petugas penyekatan, memberhentikan sebuah mobil yang melaju dari arah Madura. Petugas pun dengan sopan meminta para penumpang untuk menjalani tes usap. Para penumpang pun menurut atas permintaan petugas.
Namun tersisa satu penumpang yang belum menjalani tes usap. Penumpang ini perempuan setengah bay. Dia menolak dengan sekuat tenaga untuk menjalani tes usap. Ibu tersebut mencoba menutupi hidungnya ketika akan dimasuki alat pengambil sample.
Perempuan setengah baya ini terlihat menyingkirkan tangan tenaga kesehatan yang akan mengambil sample melalui hidung. Sedangkan tangannya lain berusaha menutup maskernya dengan rapat.
Karena melihat kegaduhan tersebut, tenaga kesehatan bersama petugas gabungan menghampirinya. Mereka berusaha membujuk si ibu, agar petugas diperbolehkan memasukan alat tes usap ke dalam hidungnya.
"EnggakI Gak mau pokoknya gak mau (diswab)," kata ibu tersebut, sambil menutup muka serta menampik tangan petugas kesehatan.
Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, AKBP Ganis Setyaningrum yang kebetulan berada di lokasi pun ikut membujuk si ibu ketakutan tersebut.
"Ayo bu sebentar saja. Gak sakit kok bu. Ini buat kebaikan ibu juga," kata Ganis.
Bahkan, Camat Sawahan, Yunus, yang saat itu juga berada di Jembatan Suramadu ikut turun tangan. Bersama petugas lainya, pria yang sempat menjadi maskot anti Covid-19 Surabaya itu, ikut menenangkan si ibu.
Yunus mengatakan bahwa ibu yang akhirnya diketahui warga Malang yang tengah berkunjung ke Madura tersebut akhirnya dengan suka rela menjalani swab tes, dari tenaga kesehatan.
"Tadi mungkin ibunya ketakutan. Makanya kita rayu kita bujuk supaya dia mau. Ya alhamdulillah akhirnya mau," kata Yunus.