SKE Bersama PSSI Gencar Sosialisasikan Kurikulum Merdeka Belajar
Perkumpulan Sekolah SPK (Satuan Pendidikan Kerja Sama) Indonesia (PSSI) bersama Sekolah Kristen Elyon (SKE), Dinas Pendidikan Surabaya dan Jawa Timur mengadakan sosialisasi implementasi kurikulum merdeka kepada guru-guru di Surabaya, khususnya sekolah negeri.
Executive Director SKE, Ir. Winfrid Prayogi mengatakan, selama ini pihaknya sudah memberikan anak-anak untuk memilih apa yang dibutuhkan dalam pendidikan berdasarkan bakat dan minat yang dimiliki.
"SKE sudah terbiasa dengan tiga aspek yang harus diimplementasikan dalam merdeka belajar, yakni capaian, proses mencapai dan caranya, karena kami menggunakan kurikulum Cambridge," katanya ditemui di SKE, Senin, 6 Maret 2023.
Oleh karena itu, ia membagikan pandangan serta pengalaman kepada para guru baik sekolah swasta dan negeri, terkait konsep pembelajaran yang dikembangkan SKE.
Harapannya, semakin banyak sosialisasi ini dilakukan, target 100 persen implementasi kurikulum merdeka belajar pada tahun 2024 bisa tercapai.
"Pemerintah mengajak PSSI road show agar sosialisasi ini didengar oleh semua pengajar di Indonesia, khususnya Surabaya. Karena implementasi kurikulum tersebut akan berpengaruh pada kualitas generasi mendatang," paparnya.
Di sisi lain, Direktur General Treasurer PSSI Shirley Puspitawati menyampaikan, pihaknya adalah perpanjangan tangan pemerintah untuk menyebarluaskan merdeka belajar.
"Kurikulum Merdeka dalamĀ satuan pendidikan di Indonesia membutuhkan beberapa kegiatan dan juga pemahaman. Disisi lain kami juga terus mengawal satuan pendidikan," ujarnya saat ditemui di SKE.
Sementara itu, Pengawas SD Surabaya Barat wilayah Sukomanunggal dan Krembangan dari Dindik Surabaya, Drs, Mudjoko, M.Si mengungkapkan, implementasi merdeka belajar ditingkat SMP sudah mencapai 90 persen, ditingkat SD mencapai 75 persen dan ditingkat TK masih sekitar 10 persen.
"Saya rasa hal ini bagus, karena sosialisasi diperlukan untuk semua lini agar implementasi merdeka belajar tercapai secara maksimal ditahun 2024," ujar Mudjoko.
Lanjutnya, implementasi kurikulum dibagi menjadi dua basis, yakni proyek dan mandiri. Mandiri juga dibagi menjadi tiga lagi, yakni mandiri belajar, berubah dan berbagi.
Terakhir, ia pun berharap melalui kegiatan ini diharapkan para guru nantinya bisa segera menguasai pola pengajaran sesuai konsep, modul sistematis hingga pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
"Setiap anak memiliki cara belajar yang berbeda dan harus disesuaikan minat dan bakatnya," tambahnya.
Untuk diketahui, kurikulum merdeka merupakan sebuah framework pembelajaran yang membawa harapan baru bagi anak-anak Indonesia tentang Pendidikan yang berpusat pada anak.
Dalam implementasinya ke depan, setiap sekolah dapat mengembangkan sendiri framework ini untuk menjadi sebuah materi pembelajaran komprehensif yang sesuai dengan kebutuhan sekolah, serta berdasarkan kemampuan peserta didik.
Advertisement