Skandal Vaksinasi, Menlu Peru Elizabeth Astete Mundur
Skandal vaksinasi di Peru menanggung konsekuensi berat. Menteri Luar Negeri Peru Elizabeth Astete mengundurkan diri usai skandal vaksinasi virus corona (Covid-19) yang dilakukan diam-diam oleh presiden dan sejumlah pejabat negara terungkap.
Pengunduran diri itu dilakukan pada Minggu 14 Februari 2021. Melalui akun Twitter, dia mengaku sudah disuntik vaksin corona pada Januari lalu.
Ia menyebut keputusan itu sebagai kesalahan. Astete merupakan menteri kedua di Peru yang memilih mundur di tengah skandal vaksinasi Covid-19 diam-diam itu.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Peru Pilar Mazzeti mengundurkan diri pada pekan lalu terkait polemik itu.
Media massa di Peru melaporkan mantan Presiden Martin Vizcarra sudah disuntik vaksin corona buatan perusahaan milik negara asal China, Sinopharm, pada Oktober 2020.
Astete mengatakan tidak akan mendapatkan suntikan dosis kedua vaksin corona.
Laporan tentang skandal itu memicu amarah masyarakat Peru. Apalagi sampai saat ini pemerintah setempat belum menentukan waktu pelaksanaan program vaksinasi untuk masyarakat.
Dikutip dari AFP, Senin 15 Februari 2021, terkait hal itu, media massa Peru menyebutkan Jaksa Agung Zoraida Avalos mulai menyelidiki skandal itu.
Peru baru memulai program vaksinasi pada awal Februari, setelah menerima 300 ribu dosis vaksin. Kalangan yang diprioritaskan disuntik vaksin pada tahap awal adalah para petugas kesehatan.
Pemerintah Peru menyatakan berniat menyuntik 10 juta penduduk pada Juli mendatang.
Vizcarra dilaporkan disuntik vaksin corona hanya beberapa pekan sebelum dimakzulkan dari jabatannya. Alasan pemakzulan adalah dia dituduh tidak kompeten secara moral.
Menurut pengakuan Vizcarra, dia dan istrinya disuntik dalam tahap uji coba vaksin. Namun, Vizcarra tidak memberitahu masyarakat dengan alasan sukarelawan harus menjaga kerahasiaan.
Universitas Cayetano Heredia yang memimpin uji klinis vaksin Sinopharm menyangkal Vizcarra menjadi sukarelawan uji coba vaksin.
Vizcarra terkejut atas pernyataan universitas itu. Ia mengulangi sudah disuntik dua dosis vaksin sebagai subjek percobaan.
Ia menegaskan bahwa tidak ada kesalahan administratif atau kejahatan, dan terus memperingatkan tindakannya dieksploitasi musuh negara.
Skandal itu memicu kemarahan di negara berpenduduk 33 juta itu.
"Tidak mungkin di tengah krisis jabatan publik digunakan untuk keuntungan pribadi. Penyelidikan dan hukuman terhadap mereka yang bertanggung jawab sangat dibutuhkan," kata Presiden Kongres Peru Mirtha Vasquez, kepada stasiun televisi America TV.
Media massa Peru menduga ada banyak pejabat negara yang sudah divaksinasi corona. Akan tetapi, Presiden Francisco Sagasti dan 12 menteri di kabinetnya menyatakan belum disuntik vaksin corona.
Hingga kini, Peru mencatat lebih dari 1,2 juta kasus positif Covid-19 dan angka kematian mencapai 43.700 orang.
Advertisement