SK DPP PDIP Jelas Palsu, Tapi Munculnya Nama Puti Tidak Mustahil
Tidak segera turunnya SK DPP PDI Perjuangan tentang Calon Wali Kota Surabaya dan wakilnya memunculkan banyak spekulasi. Dan kreasi.
Hari ini beredar SK DPP PDI yang menetapkan Puti Guntur Soekarnoputra perpasangan dengan Lilik Arijanto, sebagai Calon Wali Kota dan Calon Wakil Wali Kota Surabaya, pada Pilkada serentak 9 Desember mendatang.
Dapat dipastikan, surat yang bermeterai Rp 6.000 dan ditandatangani Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Sekjen Hasto Kristiyanto ini palsu. Tetapi meskipun palsu, cukup membuat ramai isu pilkada Surabaya, terutama akibat tak kunjung keluarnya SK DPP PDI Perjuangan yang ditunggu-tunggu, sementara tanggal 4 September adalah waktu pendaftaran calon yang diusung partai.
Surat Keputusan bertanggal 31 Agustus itu dipastikan palsu, karena tertulis pimpinan pusat partai, bukan Dewan Pimpinan Pusat partai. Selain itu, pada surat DPP yang asli, sifatnya bukan SK (Surat Keputusan), melainkan Surat Rekomendasi, yang dikirimkan kepada kepengurusan partai, dalam hal ini DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya.
Meskipun SK tersebut hoaks, munculnya nama Puti Guruh Soekarnoputra cukup menarik, sebagai calon alternatif di tengah nama-nama yang telah lama diperbincangkan, yaitu Eri Cahyadi dan Wisnu Shakti Buana. Bagi PDI Perjuangan, bila nanti yang ditetapkan DPP adalah Puti, juga bukan sesuatu yang aneh. Nama Puti pernah tiba-tiba muncul ketika digandengkan dengan Saifullah Yusuf pada Pilgub 2017 lalu.
Saleh Ismail Mukadar, kader PDI Perjuangan yang pernah jadi Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya juga berharap Puti yang akan direkomendasikan oleh DPP untuk jadi Calon Wali Kota Surabaya.
"Melepas Risma dalam kondisi seperti saat ini adalah kerugian terbesar bagi PDI Perjuangan baik untuk kepentingan Surabaya maupun kepentingan Nasional. Karena ketika Risma dilepas, maka secara otomatis PDI Perjuangan juga melepas asset sosial yang telah dibangun Risma selama sepuluh tahun, justru dengan fasilitas yang disiapkan oleh PDI Perjuangan. Asset sosial yang tidak boleh diremehkan itu pertama akan ditangkap dan menjadi bagian dari asset lawan PDI Perjuangan di Surabaya," kata Saleh Ismail Mukadar.
"Maka bila DPP PDI Perjuangan jeli melihat situasi ini, jalan keluar yang terbaik adalah menurunkan Puti Guntur Soekarno, untuk dipasangkan dengan siapapun sekalipun bukan dengan Eri Cahyadi, yang pasti akan diterima oleh Risma. Apalagi bila Puti dipasangkan dengan Eri Cahyadi yang selama ini dijagokan Risma," kata Saleh Ismail Mukadar, antara 2000-2005 menjadi Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya, dan 2005-2010 menjadi Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya..
"Menurunkan Puti ke Surabaya selain menghindarkan menyelesaikan persoalan perbedaan antara DPP dengan Risma, juga menyatukan faksi-faksi dalam PDI Perjuangan yang ada di Surabaya, sehingga peluang menang dan tetap mempertahankan hegomoni partai ini di Surabaya bisa tetap berlanjut," kata Saleh Mukadar kepada Ngopibareng, Senin petang.
Sementara itu, seorang pengurus partai lain yang ikut mendukung pencalonan Machfud Arifin menyatakan, koalisi partai pendukung MA menyambut baik bila yang direkomendasi DPP PDI Perjuangan untuk Calon Wali Kota Surabaya adalah Puti Guntur Soekarnoputra.
"Kami senang kalau lawan MA adalah Mbak Puti," katanya. Alasannya? "Ya senang aja," jawabnya. (nis)