Candi Patakan untuk Ketiga Kalinya Diekskavasi
Candi Patakan yang ditemukan pada tahun 2013 silam, kembali diekskavasi. Ini berarti sudah tiga kali candi yang berada di di Dusun Montor, Desa Patakan, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan ini mengalami ekskavasi.
Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan melakukan ekskavasi yang pertama saat situs candi ini ditemukan pada tahun 2013 lalu. Namun, entah kenapa ekskavasi ini terhenti. Kemudian, BPCB Trowulan kemudian melanjutkan ekskavasi kedua pada akhir 2018 lalu. Namun, lagi-lagi ekskavasi berhenti. Baru kemudian sekarang dilakukan ekskavasi kembali.
Proses ekskavasi yang saat ini sedang berlangsung, sudah menampakkan kombinasi bangunan antara batu kulit dengan batu putih (kumbung). Panjangnya kurang lebih 40cm. Dan nampak seperti pagar dengan panjang 24 meter dengan lebar 16 meter. Candi ini diduga berasal dari zaman kerajaan Airlangga.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Lamongan, Ismunawan mengatakan bahwa ekskavasi tahap ke tiga kali ini akan menitikberatkan pada struktur candi. Ekskavasi ketiga ini menargetkan situs Candi Patakan bisa terbuka secara utuh sampai seratus persen, sekaligus menampakkan bangunan utama candi.
"Ekskavasi tahap ke tiga ini sudah kami lakukan sejak Rabu kemarin. Dan kemungkinan berlangsung selama 10 hari lebih, sejak hari pertama dilakukan ekskavasi tahap ke tiga ini," kata Ismunawan.
Dalam ekskavasi kali ini, tak hanya melibatkan tim arkeolog dari BPCB Trowulan Mojokerto saja, melainkan juga melibatkan relawan pecinta cagar budaya dari Lamongan dan luar Lamongan.
Para relawan ini datang karena mengklaim peduli dan ingin masih banyak yang peduli dan mau membantu situs-situs bersejarah seperti Candi Patakan ini. Dalam ekskavakasi kali ini, BPCB melibatkan setidaknya 15 tenaga penggali dari BPCB Jatim dan 10 tenaga lokal, serta dibantu para relawan-relawan.
"Mereka yang turut ikut membantu ini adalah relawan yang peduli dengan kondisi cagar budaya," kata Ismunawan.
Candi Patakan ini usianya diduga lebih tua dari peninggalan situs Majapahit. Diduga candi ini merupakan bangunan suci pada masa Kerajaan Airlangga.
“Perkiraan kami, bangunan suci ini berasal dari abad ke-11 pada masa Airlangga. Dan punya kaitan erat dengan temuan prasasti Patakan yang saat ini berada di Museum Nasional,” kata Supriyo, seorang pemerhati budaya Lamongan sekaligus penemu situs Candi Patakan.
Hal tersebut juga diperkuat oleh arkeolog dari BPCB Jawa Timur, Wicaksono Nugroho. Dia mengatakan bahwa struktur batu-batu yang berhasil ditemukan di situs Candi Patakan diperkirakan berusia sangat tua. Dan jauh lebih tua dari situs Majapahit yang ada di Trowulan Mojokerto.
"Batu-batu yang ditemukan disini berusia lebih tua, diperkirakan berasal dari abad ke-11. Sementara batu-batu yang kami temukan beberapa waktu lalu di Mojokerto dan di tepi tol Pandaan-Malang berasal dari abad ke-15 peninggalan Majapahit,” kata arkeolog BPCB Jawa Timur, Wicaksono Nugroho.
Seperti diketahui, pada tahun 2013 silam sebuah situs purbakala yang diduga bangunan candi ditemukan di Lamongan, di Dusun Montor, Desa Patakan Kecamatan Sambeng.
Penemuan ini pertama kali ditemukan oleh pemerhati benda-benda purbakala asal Lamongan, Supriyo yang mengaku penemuan tersebut berawal saat mendengar kabar adanya sebuah bukit kecil di desa Patakan, yang setelah digali ternyata sebuah candi.