Situs Kuno di Malang Akan Dijadikan Wisata Edukasi Sejarah
Situs Langlang yang diduga merupakan bangunan candi era Mataram Kuno akan dijadikan sebagai tempat wisata edukasi sejarah oleh pihak Desa Langlang, Singosari, Kabupaten Malang.
Kepala Desa Langlang, Yulianto mengatakan pihaknya sudah memiliki rencana menjadikan situs purbakala tersebut menjadi salah satu wisata unggulan di desanya.
"Desa sekarang di Indonesia harus punya destinasi wisata itu, satu produk unggulan, satu wisata unggulan, mungkin dengan adanya ini (Situs Langlang) akan kami jadikan wisata unggulan," tuturnya pada Minggu 8 November 2020.
Namun, kata Yulianto rencana untuk menjadikan Situs Langlang tersebut menjadi wisata unggulan di daerahnya masih harus ia koordinasikan terlebih dahulu dengan pihak Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Malang. "Tapi tetap berkoordinasi dengan pihak kecamatan dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang," ujarnya.
Yulianto menuturkan pihak Dispar Kabupaten Malang sendiri sudah mengunjungi keberadaan Situs Langlang tersebut beberapa waktu yang lalu. Namun, untuk pembahasan terkait dijadikan destinasi wisata kata Yulianto masih perlu pembahasan lebih lanjut.
"Ini kan masih awal (proses ekskavasi Situs Langlang). Kami anggarkan tahun ini kan juga tidak bisa. Sekarang kan musim musibah (Covid-19) semua anggaran juga habis," terangnya.
Sementara itu, Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan Jatim, Zakaria Kasimin sangat mendukung upaya dari Pemerintah Desa Langlang untuk menjadikan situs tersebut menjadi objek wisata.
"Bisa dijadikan objek wisata. Karena di sini juga ada pemandian (umbulan). Kedepan bisa dijadikan destinasi wisata. Secara peraturan juga, cagar budaya bisa dimanfaatkan atau dikembangkan oleh masyarakat," katanya.
Diberitakan sebelumnya, struktur bata kuno ditemukan di Desa Langlang, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Awal penemuan bata kuno tersebut ketika tanah milik warga setempat yaitu Roni dilakukan dilakukan pengukuran tanah oleh tim Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL), Eko Maulana pada 2019, lalu.
Pihak BPCB Trowulan Jatim lalu melakukan proses ekskavasi untuk menemukan struktur utuh bangunan situs tersebut. Proses ekskavasi dilakukan selama dua hari yaitu pada Sabtu 7 November 2020 hingga Minggu 8 November 2020.