Situs Kerajaan Kanjuruhan akan Dibuat Wisata Edukasi
Situs peninggalan Kerajaan Kanjuruhan di Merjosari, Kelurahan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur, akan dijadikan kawasan wisata edukasi oleh warga setempat. Situs ini berupa petirtaan atau air suci. Lokasi ini biasa digunakan oleh rakyat pada masa Kerajaan Kanjuruhan untuk mandi, cuci dan kakus.
Situs ini dianggap sebagai peninggalan purbakala yang perlu dilestarikan. Hal itu dibuktikan dengan adanya struktur batu-bata yang ada di petak sumber air tersebut tidak seperti pada umumnya. Di lokasi itu juga terdapat batu lumpang dan Yoni sebagai artefak peninggalan jaman kerajaan.
Salah satu penggagas Kampung Wisata Edukasi Joyo Amerta, Lutfi Jayadi Kurniawan mengatakan, penemuan Situs Petirtaan tersebut masih dalam satu kawasan dengan situs peninggalan seperti Candi Badut dan Situs Watugong.
Kedua situs tersebut kata Lutfi juga masih berada dalam kawasan Merjosari dan diyakini merupakan sisa-sisa peradaban Kerajaan Kanjuruhan.
"Berdasarkan diskusi kami bersama dengan arkeolog maupun sejarawan. Di Merjosari ini memang dulu adalah tempat peradaban Kerajaan Kanjuruhan," ujarnya pada Sabtu 29 Agustus 2020.
Saat ini, kata Lutfi, warga sudah bergotong-royong membuat sebuah gazebo yang letaknya tak jauh dari Situs Petirtaan. Gazebo tersebut akan dijadikan pusat informasi terkait situs peninggalan Kerajaan Kanjuruhan di daerah Merjosari, Kota Malang.
“Kami mau memberitahukan kepada publik bahwa Kampung Edukasi Joyo Amerta ini memiliki beberapa hal yang potensial sebagai kampung edukasi," katanya.
Letak Situs Petirtaan yang berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kalimetro bisa memanfaatkan aliran air sungai Kalimetro tersebut untuk pengairan lahan pertanian. “Nantinya juga akan ada persemaian bibit sayuran organik di pinggir sungai,” tuturnya.
Selain itu, area gazebo yang akan dijadikan pusat informasi, ada lahan seluas setengah lapangan sepakbola yang akan dijadikan pagelaran kesenian warga setempat.
"Contohnya seperti Bantengan juga ada jaranan. Nanti akan digelar disitu. Ini kami masih mengajukan proposal ke kampus-kampus untuk bisa memberikan pengembangan," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, warga Merjosari menemukan sebuah situs kuno di sekitar DAS Kalimetro, pada 21 Agustus 2020. Situs tersebut diyakini merupakan Situs Petirtaan karena adanya sumber air yang dikelilingi oleh struktur batuan kuno.
Komunitas Peduli Kali dan Budaya di Malang Raya yaitu Cakrawala Mandala Dwi Pantara meyakini bahwa situs ini merupakan peninggalan purbakala.
Komunitas tersebut menilai bahwa karakter batu yang mengelilingi sekitar kolam susunannya sangat unik. Beberapa benda yang ditemukan berupa pecahan gerabah, keramik kuno, batu bata kuno, batu lumpang, hingga Yoni.
Awalnya, penemuan situs tersebut berawal dari salah seorang warga yang menyapu dan menyisir tepi aliran air di kali tersebut. Warga tersebut kemudian menemukan adanya struktur batuan yang berbentuk petak-petak dengan susunan bertingkat di sekitar pancuran mata air di kali tersebut.
Advertisement