Siswa Surabaya Terlalu Ketagihan Main Lato-lato, Ganggu Sekolah
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Yusuf Masruh menghimbau kepada para guru untuk mengawasi muridnya saat bermain Lato-lato di sekolah. Perlu adanya pengaturan tempat dan waktu.
Yusuf mengatakan, sejauh ini belum ada pelarangan membawa lato-lato ke sekolah. Pihaknya pun menyarankan agar permainan tersebut dilakukan saat jam istirahat saja.
"Teman-teman guru di sekolahkan juga mengawal, jadi anak-anak dilatih untuk bermain mengerti tempat dan waktu. Kalau main waktu pelajaran jelas tidak boleh, waktu istirahat mungkin boleh dengan dipantau guru," kata Yusuf, Jumat, 13 Januari 2023.
Yusuf meminta, para guru untuk melakukan pengawasan bergantian saat muridnya bermain lato-lato. Tujuannya, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
"Namanya anak kecil apalagi SD-kan harus dikontrol. Jadi teman-teman guru saya minta tolong untuk memantau, diukur banyak atau tidak yang main kalau banyak dilakukan antisipasi tinggi," jelasnya.
Selain itu, ia juga ingin para guru memberikan pengertian dan edukasi pada muridnya, ketika bermain lato-lato harus hati-hati dan menjaga jarak dengan teman.
"Iya kalo main jaga jarak, tidak boleh berdekatan antar teman karena itu juga bahaya," imbuhnya.
Terakhir Yusuf berharap, para guru tetap memantau bergiliran muridnya saat bermain lato-lato agar tidak menganggu proses pembelajaran.
Untuk diketahui, permainan Lato-lato atau clackers adalah mainan jadul yang sempat populer di Indonesia sejak era 1990-an. Dampak mainan yang terdiri dari dua bandul yang digantung ke seutas tali itu viral di media sosial Twitter.
Advertisement