Siswa SD Ubah Botol Bekas dan Kain Perca Jadi APD
Di tengah pandemi Covid-19 seperti saat ini, masker maupun face shield menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat. Melihat fenomena tersebut Jessica Adelia Putri, siswi SDN Banyu Urip 3 membuat face shield dari botol bekas.
"Sebenarnya memang sering bikin kerajinan tangan dari barang bekas. Karena ini lagi corona dan semuanya butuh face shield, jadi kepikiran bikin dari botol bekas," kata Jessica ditemui di rumahnya, Jumat, 17 Juli 2020.
Untuk mendapatkan botol bekas pun tak sulit bagi siswa yang masih duduk di kelas 5 ini. Ia mendapatkannya dari toko atau warung dekat rumahnya.
Sementara selain botol bekas, bahan lainnya yang ia butuhkan untuk membuat face shield adalah kardus bekas, kain flanel, tali karet, mika untuk bagian mata, gunting dan lem.
"Botol dipotong ujung-ujungnya biar jadi lembaran, agar tidak kaku disetrika terlebih dahulu. Di dalamnya dikasih kardus untuk penyangga. Biar tidak sakit, pinggirannya dikasih kasih kain flanel dan karet. Lalu di bagian matanya di beri mika supaya lebih jelas untuk pengelihatan," jelas bocah berambut panjang itu.
Hasil tangan Jessica ini dijual Rp2 ribu per buah. Selain memanfaatkan botol untuk face shield. Jessica juga membuat masker dari kain perca.
Jessica mengungkapkan, kain percanya ia dapatkan dari dua penjahit yang ada didekat rumahnya. Untuk membuat masker dari kain perca ini pun, Jessica dibantu mamanya.
"Aku yang motong kain, mama yang jahit. Sehari bisa biķin 20 masker. Sudah ada 300 masker yang terjual. Dibeli warga sekitar juga teman-teman sekolah banyak yang pesan," ujarnya.
Masker dari kain perca ini pun dijual dengan harga Rp 2 ribu sama dengan face shield.
Berkat inovasi itu, Jessica berhasil masuk dalam 30 besar peserta untuk tingkat SD dalam Penganugrahan Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup 2020 yang diselenggarakan oleh Tunas Hijau bersama Pemerintah Kota Surabaya.
"Semoga apa yang saya lakukan menginspirasi orang lain juga," tutupnya.