Siswa SD Situbondo Sayat Lengan, Begini Pengakuan Gurunya
Siswa Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Dawuhan Situbondo menyayat atau menggores lengan sendiri viral di media sosial (medsos). Bahkan, aksi nekat siswa SD di Kota Santri -julukan Situbondo- meniru aksi tren di media TikTok, ini dalam tiga hari terakhir menjadi percakapan hangat di medsos grup FB maupun WA.
Siswa SD di Situbondo menyayat lengan sendiri berjumlah 11 orang. Mereka berusia 10 - 12 tahun, duduk kelas IV, V, dan VI di SD yang sama. Belasan siswa, ini menyayat lengannya menggunakan alat kesehatan (alkes) jenis stick untuk cek kadar diabetes (cek GDA stick).
"Alat kesehatan jenis stick untuk cek kadar diabetes yang digunakan menyayat lengannya sendiri, itu kata siswa membeli dari pedagang mainan keliling yang berjualan di sekitar sekolah," kata seorang guru SD yang enggan namanya ditulis, Selasa 3 Oktober 2023.
Terungkapnya sebelas siswa SD di Kecamatan Dawuhan Situbondo aksi nekat meniru tren di medsos TikTok, ini menurut dia, berawal ditemukan lengan seorang siswa kelas V SD dipenuhi luka goresan tidak wajar. Sehingga, seorang guru melaporkan pada kepala SD tempat siswa yang lengannya penuh goresan bersekolah.
"Begitu siswa itu mengaku menggores lengannya meniru aksi tren viral di medsos TikTok, sekolah melakukan inspeksi mendadak ke sejumlah kelas. Kita temukan 11 siswa lengannya penuh luka sayatan," ungkapnya.
Begitu mendapati 11 siswa melukai tangannya sendiri, menurut guru kelas tersebut, Kepala SD langsung melakukan tindakan. Memanggil orangtua siswa untuk bersinergi dengan sekolah memanggil para orang tua siswi tersebut, agar bersinergi dengan sekolah melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap sebelas siswa tersebut.
"Kepala SD kami merampas alat stick cek kadar diabetes untuk menyayat lengan siswa dan langsung melaporkan langsung melaporkan kejadian ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Situbondo agar ditindaklanjuti dengan harapan tidak ditiru siswa lainnya di Situbondo," ujarnya.
Pedagang Dilarang Jualan di Sekolah
Kabid Dikdas Disdikbud Situbondo, Supiyono mengatakan mengatakan, untuk mengantisipasi fenomena siswa melukai tangan sendiri tidak menyebar ke sekolah lain, Disdikbud akan berkoordinasi dengan Korwil SD dan MKKS ditingkat SMP di Situbondo. Ini sekolah lebih meningkatkan pengawasan pada siswanya.
“Karena, fenomena ini tidak bisa dilakukan sendiri oleh sekolah. Karena itu, kami meminta para orangtua bersinergi dengan sekolah. Kami juga akan membuat surat edaran (SE), agar kasus ini tidak menyebar ke sekolah lain di Situbondo,”kata Supiyono.
Ia juga mendorong SD dan SMP bekerjasama dengan kepolisian. Ini penting untuk mengantisipasi terjadinya bullying, kekerasan seksual di sekolah, juga mencegah fenomena siswa menyayat lengan sendiri.
“Tidak kalah pentingnya, saya sarankan sekolah untuk sementara melarang pedagang mainan keliling berjulan di sekolah. Ini agar kasus sama tidak terjadi lagi di Situbondo, karena siswa mengaku membeli alat untuk menyayat lengannya dari pedagang mainan keliling," pungkasnya.
Advertisement