Revolusi Industri 4.0 juga Mendera Keuangan Syariah. Sudah Siap?
Digitalisasi menjadi kekuatan penting pada era revolusi industri 4.0. Digitalisasi itu termasuk di dalamnya adalah industri perbankan. Tak terkecuali perbankan syariah.
Perubahan yang bisa dikatakan revolusioner ini perlu bermacam kecanggihan untuk menatapnya yang kemudian dijadikan menjadi suatu kekuatan.
Fenomena digitalisasi ini juha yang membuat Program Studi Sarjana Ekonomi Syariah STIE Perbanas Surabaya bekerjasama dengan BI Institute menyelenggarakan International Public Seminar.
Seminar internasionaln itu bertemakan The Readiness of Islamic Finance Facing the Industrial Revolution 4.0”, Jumat 14 Desember di Auditorium kampus 1 STIE Perbanas Surabaya.
Seminar menghadirkan Prof. Volker Nienhaus sebagai pembicara. Volker adalah Anggota Dewan Pengawas dari FWU AG di Munich, Jerman.
Volker mengatakan, perkembangan ekonomi syariah di Indonesia cukup besar dan perlu diselaraskan dengan perkembangan digital. Apalagi keuangan Syariah di Indonesia sangat berpotensi untuk tumbuh.
Menurut Voker, selain berpotensi bertumbuh memang ada beberapa dorongan juga dari Bank Pusat. Tidak hanya memanejemen keuangan, tapi juga mempertimbangkan peningkatan soal perlindungan konsumen.
Dia juga menambahkan, Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan perlu hadir dalam kondisi seperti ini. Bahkan, bisa mengadakan pelatihan yang bersifat pertukaran informasi lintas negara.
”Itu merupakan kesempatan yang bagus. Bahkan hal itu juga bisa menjadi pertukaran informasi antarnegera serta pelatihan," ucapnya.
Sementara itu Ketua Prodi Sarjana Ekonomi Syariah, Dr. Wiwik Lestari, menuturkan, program ini selaras dengan misi yang dibangun oleh prodi yang dinaunginya. Sekarang, lulusan Ekonomi Syariah harus disiapkan untuk menghadapi perubahan yang berkiblat pada Revolusi Indutri 4.0.
"Dengan kata lain, kegiatan ini bertujuan untuk membekali kompetensi masyarakat umum, khususnya di bidang Sumber Daya Manusia (SDM) termasuk lulusan Sarjana Ekonomi Syariah. Bahkan, mereka didorong untuk menghadapi segala macam tantangan dengan sistem ekonomi dan keuangan syariah yang berbasis digital," kata Wiwik Lestari.
Ketua STIE Perbanas Surabaya, Dr. Yudi Sutarso, juga mengatakan, tantangan bidang ekonomi syariah, kaitannya dengan kontrak Ekonomi Syariah dapat dikatakan complicated sehingga diperlukan smart contract. Oleh karena itu, pendidikan STIE Perbanas Surabaya saat ini mengarah pada education 4.0.
”Kuncinya satu adalah digitalisasi dan kedua adalah internet,” Yudi Sutarso. (amm)