Sisihkan Uang Umrah Sayang, Tukang Ojek & Kelucuan Balapan Mobil
Dalam sehari-hari ada saja humor tak diduga, meluncur di antara mulut kita. Juga di antara keterkejutan kita memahami suatu masalah.
Misalnya, soal nama kita sering kali tak paham bila sesungguhnya bisa menghasilkan humor. Nah, lelucon inilah yang akan kita sampaikan di sini.
Demikian pula pengalaman dalam perjalanan. Di suatu perjalanan bisa juga menghadirkan humor. Lelucon-lelucon yang tak terduga terjadi.
Berikut penuturan Amrin Pembolos, tokoh humor kita.
1. Kisah Tukang Ojek Menyisihkan Uang untuk Umrah
Saya kagum pada tukang ojek yang mangkal di salah satu warung kopi. Saat menunggu penumpang, mereka berbincang soal kehidupan, dan kebetulan saya mendengar obrolan mereka. Di antara para tukang ojek, terdapat sejumlah rencana yang menarik untuk masa depan.
Ada yang menyisihkan pendapatannya untuk menyicil rumah sederhana bersubsidi, ada yang berencana membeli kredit sepeda motor baru, dan ada juga yang menabung untuk membuka warung.
Namun, salah satu tukang ojek bernama Agusto memiliki tujuan yang berbeda. Dia dengan tekun menyisihkan sebagian besar pendapatannya untuk umrah. Tak peduli berapa pun pendapatan yang diterimanya. ika mendapat Rp150 ribu, maka Agusto akan menyisihkan Rp100 ribu untuk umrah, sisanya Rp50 ribu untuk dirinya sendiri. Jika mendapat Rp100 ribu, dia akan menyisihkan Rp75 ribu untuk Umroh, sisanya Rp25 ribu untuk dirinya. Bahkan jika hanya mendapatkan Rp50 ribu, dia akan menyisihkan sebagian kecil yaitu Rp10 ribu untuk dirinya, sementara sisanya Rp40 ribu untuk umrah.
Kisah Agusto yang begitu bersemangat untuk umrah membuat saya tertarik. Saya penasaran dengan kehidupannya dan memutuskan untuk mengunjungi rumahnya suatu hari. Ketika saya sampai di rumahnya, semakin kagum saya pada Agusto. Meskipun hidupnya pas-pasan, dia dengan tulus mengalokasikan sebagian besar pendapatannya untuk mewujudkan cita-citanya.
Ketika kami berbincang, isterinya keluar menyajikan kopi panas. Saya semakin terkesan dengan kesederhanaan mereka berdua. Tiba-tiba, Agusto memperkenalkan isterinya, dan berkata, "Inilah isteri saya, namanya Umrah." Saat itu saya baru memahami, sambil tersenyum dan meneguk kopi, bahwa "Umrah" adalah nama isteri Agusto.
Akhirnya, saya menyadari bahwa meskipun Agusto belum bisa naik haji, dia telah berkali-kali naik Umrah. Kehidupan mereka yang sederhana tetapi penuh dengan keikhlasan dan cinta membuat saya terinspirasi.
Nah, kan... sebaiknya kita ketawa saja. Ha ha ha...!
2. Balapan Mobil Timor, Mercedes, dan BMW
Sebuah mobil Timor meluncur di Jalan Tol Demak Surabaya. Tak berapa lama, mobil tersebut mogok. Sebuah Mercedes berhenti dan menolong mobil asal Indonesia tersebut dengan menariknya dari belakang. Saat itu, muncul sebuah BMW yang melaju dengan kecepatan tinggi. Pengemudi Mercedes menjadi penasaran dan langsung mengebut.
Sopir Timor yang ditarik dari belakang oleh Mercedes mulai membunyikan klaksonnya secara berulang kali dengan wajah pucat. Pasalnya, sementara terseret dalam "balapan" ini, mobil buatan Indonesia tersebut mulai berantakan. Pintunya lepas, jendelanya terlepas, dan baut-baut serta mur terlempar ke mana-mana.
Secara kebetulan, mobil reporter RCTI untuk program Seputar Indonesia yang sedang melaju melintas kendaraan yang melaju kencang tersebut.
Esok harinya, Seputar Indonesia memberitakan, "Kemarin, sebuah mobil Mercedes dan BMW berkejar-kejaran dengan kecepatan mendekati dua ratus kilometer per jam di Jalan Demak Surabaya. Di belakang kedua mobil buatan Jerman yang sangat terkenal itu, sebuah mobil Timor buatan negeri kita terus membunyikan klakson tanpa henti, meminta jalan untuk melesat ke depan."
Advertisement