Ada Duka Leg 1 Final Piala Presiden Kemarin
Final leg pertama Piala Presiden 2019 antara Persebaya Surabaya vs Arema Malang di Gelora Bung Tomo ditutup dengan beberapa kejadian kurang mengenakan. Pertandingan yang berakhir dengan skor 2-2 itu tak bisa diterima oleh Bonek Mania. Apalagi dalam permainan kemarin, Persebaya dituding kurang greget dalam bermain.
Pantauan reporter ngopibareng.id, dalam pertandingan kemarin, setidaknya ada tiga kejadian yang kurang mengenakan. Baik sebelum pertandingan maupun setelah pertandingan.
Kejadian pertama dimulai dengan tewasnya seorang suporter persebaya bernama Tegar asal Jember. Tegar tewas yang terlindas truk di kawasan Sememi, Surabaya. Tegar dikabarkan nggandol truk untuk bisa sampai ke GBT guna mendukung Green Force. Namun, sebelum niatnya kesampaian, ajalnya sudah menjemput duluan. Tegar terpleset, jatuh hingga kemudian tewas.
Kejadian kedua yakni saat terjadi pemukulan di tribun penonton tepatnya di tribun atas bagian selatan. Namun tidak jelas permasalahan yang terjadi. Bahkan pihak kepolisian yang mengamankan pertandingan tidak bisa berbuat banyak karena terlalu jauh menjangkau sisi atas tribun kidul.
Terakhir yakni pelemparan botol dan gelas air mineral saat beberapa menit sebelum pluit panjang ditiupkan hingga pertandingan selesai. Pelemparan ini sejatinya ditujukan untuk pemain Arema maupun pemain Persebaya. Penonton kecewa karena kedua tim tidak menampilkan performa yang apik. Peristiwa pelemparan ini pun menjalar mengarah ke sisi luar lapangan, dimana ada media dan pihak kepolisian, PMK dan tentara yang berada di sana.
Kejadian-kejadian seperti itu seharusnya tidak boleh terjadi lagi dikemudian hari. Bonek dan Persebaya dan Bonek seharusnya bisa menjadi kawah candra dimuka atau percontohan bagi klub-klub Indonesia lainnya. Karena dalam sepakbola sejatinya menang kalah sudah biasa, yang terpenting bagaimana mendukung untuk klub kebanggaan.
Kalau sudah begini, saya selalu ingat motto yang diagungkan teman-teman Bonek saat Persebaya baru bangkit kembali dan berlaga di Liga 2. Motto yang sampai sekarang selalu saya ingat dan saya jadikan motto pribadi saya juga. Motto itu adalah 'Kalah Kudukung Menang Kusanjung. Laa Gholibah Illa Billah Persebaya! - Tiada Kemenangan Kecuali Atas Pertolongan Allah'.
Semoga di Liga 1 musim depan nanti, Persebaya dapat menampilkan performa yang apik sehingga teman-teman Bonek puas saat mendukung baik kandang maupun tandang.
Oh iya, tulisan ini dibuat bukan untuk menyudutkan bahkan menyalahkan teman-teman pendukung Persebaya dalam hal ini Bonek. Namun tulisan ini dibuat sebagai ajang evaluasi diri, dan teman-teman lainnya.
Mendukun Persebaya adalah panggilan jiwa. Hal itu bisa menjadi pembenar Agar kita dapat mendukung Persebaya lebih baik lagi tanpa harus merugikan diri kita pribadi, sesama bonek, maupun orang lain. Karena sejatinya rivalitas hanya 90 menit di lapangan, setelah itu tiada lagi lawan karena kita semua kembali menjadi kawan.
Salam Satu Nyali! Wani. Persebaya Juara!
Advertisement