Sinta Wahid Sahur Bersama di Gereja Bekas Bom Surabaya
Mantan Ibu Negara ke-4 Republik Indonesia, Sinta Nurriyah Abdurrahman Wahid menggelar acara sahur bersama di Gereja Santa Maria Tak Bercela, Surabaya Sabtu 1 Juni 2019. Dalam acara yang dihadiri oleh para tokoh lintas agama tersebut Sinta mengingatkan pentingnya menjaga persatuan Indonesia.
Bertepatan dengan Hari Lahir Pancasila yang jatuh pada hari ini, Sinta dalam sambutannya menegaskan bahwa rakyat Indonesia harus taat dengan Pancasila dan menjunjung tinggi Bhinneka Tunggal Ika.
“Arti Bhinneka Tunggal Ika ialah Berbeda-beda tapi tetap satu dalam kesatuan Indonesia. Berbagai macam suku ya tetap kita Indonesia, gak peduli itu Jawa, Cina, Madura, dan lain-lain,” ucapnya.
Sinta kemudian menanyakan kepada hadirin yang datang untuk mengacungkan tangan saat dirinya bertanya asal suku masing-masing hadirin yang datang.
“Mana yang Cina, Jawa, Madura, Arab, Bugis, Ambon, tidak usah malu-malu mengangkat tangan, kita ini sama satu Indonesia,” jelasnya.
Istri dari almarhum Presiden Indonesia ke-4 Abdurrahman Wahid tersebut mengatakan bila kegiatan ini sudah dia lakukan sejak 20 tahun silam. Menurutnya ada dua tujuan mengapa dirinya mengadakan sahur bersama di berbagai daerah.
“Jadi tujuan pertama saya untuk silaturahmi ke para kaum dhuafa dan marjinal. Saya ingin menyapa, berbagi senyum, kebahagiaa, rezeki kepada mereka lalu mengingatkan kepada para saudara Islam agar bisa menjalankan ibadah puasa dengan baik,” ucapnya.
Sinta kemudian membeberkan tujuan mengadakan sahur di tempat ibadah Katolik. Menurutnya hal ini dilakukan untuk mengikat tali persaudaraan sesama anak bangsa Indonesia walau berbeda agama dan suku.
“Mangkanya saya selalu ajak semua tokoh lintas agama untuk menghadiri acara baik itu sahur bersama atau berbuka bersama. Agar kita berbaur menjadi satu saling menghormati dan menyayangi,” ujarnya.
Dirinya juga menekankan agar apa yang ada di Pancasila dapat dilaksanakan dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
“Pancasila itu bukan untuk dihafal dan dipajang tapi itu merupakan petunjuk hidup kita di Indonesia dan itu adalah dasar negara,” tegasnya.
Di akhir Sinta berharap agar sikap toleransi yang ada di Indonesia semakin membaik agar terciptanya kerukunan dan persaudaraan di NKRI.
“Saya harap sikap toleransi di negara ini semakin membaik. Ingat Kerukunan dan persaudar merupakan pilar utama dalam tegaknya Negara kesatuan republik Indonesia,” katanya.
Usai memberi sambutan, Sinta kemudian memberikan bingkisan kepada kaum dhuafa yang hadir dalam acara. Sinta kemudian menutup acara dengan menyanyikan lagu Satu Nusa Satu Bangsa bersama dengan para hadirin di tempat. (faq)