Sinovac Belum Tersertifikasi WHO, Warga Indonesia Tak Bisa Umrah?
Arab Saudi memperbolehkan umat muslim yang sudah divaksin untuk beribadah umroh di Tanah Suci. Namun, Arab Saudi menyaratkan jenis vaksin yang telah direkomendasikan organisasi kesehatan dunia (WHO), yaitu Pfizer dan Moderna. Sedangkan di Indonesia dominan menggunakan vaksin Sinovac dari China dan AztraZeneca dari Inggris.
Menanggapi ini, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan harus dibedakan atau dipisahkan antara isu persyaratan dan isu perlindungan. Tujuan vaksinasi di masa pandemi Covid adalah untuk melindungi masyarakat.
Jumlah produksi vaksin yg ada di dunia masih jauh lebih kecil daripada jumlah masyarakat yg perlu divaksin. "Jangan sampai berasumsi vaksin merek lain di luar dua vaksin yang disebutkan penguasa Arab Saudi yaitu Pfizer dan Moderna mutunya jelek," kata Wiku saat dihubungi Ngopibareng.id Minggu 11 April 2021.
Ia melanjutkan, vaksin Sinovac dari China yang dipergunakan di Indones sekarang dalam proses untuk mendapatkan sertifikat tersebut.
Mengenai divaksin ulang menggunakan merek lain, menurut Wiku secara teori bisa dilakukan, harus dengan prinsip hati hati, karena belum pernah dilakukan uji coba. Vaksin Covid-19 bertujuan utk menimbulkan antibodi terhadap virus / antigen Covid.
Sinovac Sedang Proses Sertifikasi
Sementara, Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas sebelumnya mengabarakan tentang dibukanya kembali ibadah umroh oleh pemerintah Arab saudi, khusus bagi mereka yang sudah divaksin. “Tapi vaksinnya itu harus certificate WHO, jadi sudah disertifikasi WHO. Sementara Sinovac belum Kalau belum itu bukan berarti tidak, pasti ada proses yang sedang dilakukan agar Sinovac ini bisa teregister oleh WHO," ujarnya.
Menag mendengar ada persoalan geopolitik dunia dari kebijakan ini. Ia menyebutnya 'perang dagang' tetapi ia enggan menjelaskan lebih jauh karena bukan domainnya. "Memang betul ada geopolitik ada perang dagang di situ. Tapi itu bukan domain saya untuk menjelaskan. Umrah Ramadhan sudah bisa tapi harus vaksin dan vaksinnya harus sertifikat WHO," ujar Gus Yaqut.
Gus Yaqut berujar, pihaknya belum berkomunikasi dengan pihak Arab Saudi sebab belum mendapat akses karena baru saja menjabat sebagai menteri. "Tetapi kami sedang usaha terus supaya dapat akses langsung. Selama ini kami komunikasi lewat surat menyurat. Seperti di zaman SMA dulu, Pak, jadi agak lama jawabnya, kami harap bisa ketemu langsung," ujar Gus Yaqut.
Vaksinasi Capai 13 Juta
Program vaksinasi di Indonesia mendekati 13 juta. data ini disampaikan Menko Ekonomi Airlangga Hartarto dalam webinar di Jakarta, Rabu, 7 April 2021. Ia menambahkan Indonesia saat ini berada dalam posisi kedelapan dunia dengan jumlah suntikan vaksin Covid-19 terbanyak bagi masyarakatnya.
Sementara dibandingkan negara yang tidak memproduksi vaksin sendiri, Indonesia menempati urutan keempat dunia. Vaksin yang digunakan adalah sebagian besar Sinovac asal China. Sedang AstraZeneca dari Inggris yang diproduksi di Korea Selatan baru sebagian kecil.