Sinopsis The K2: An-Na Keluar dari Persembunyiannya
Drama Korea Selatan (drakor) The K2 kembali tayang di Trans TV, Senin 3 Agustus 2020. Di episode sebelumnya, Park Gwan-Soo (Kim Kap-Soo) kembali berusaha untuk menjebak Jang Se-Joon (Cho Seong-Ha), untuk membalas manuver politik yang sukses dilakukan oleh Choi Yoo-Jin (Song Yoon-A).
Namun berkat Kim Je-Ha (Ji Chang-Wook), usaha mereka dapat digagalkan. Je-Ha lantas memanfaatkan kesempatan ini untuk sekalian membawa Se-Joon menemui Ko An-Na (Im Yoona), karena ia tidak tahan melihatnya menderita menanti kedatangan ayahnya.
Namun fakta demi fakta terkuak. Salah satunya adalah Se-Joon yang tidak mungkin bisa melakukan apa-apa terhadap An-Na selama Yoo-Jin masih ada di belakangnya. Ia pun terpaksa menyakiti hati An-Na agar Yoo-Jin percaya bahwa ia masih ‘setia’ kepadanya.
Je-Ha mendatangi kamar rawat An-Na. Ada Jang Mi-Ran (Lee Yea-Eun) dan ibunya di sana, sedang tertidur pulas, sementara An-Na justru terduduk melamun. Je-Ha pun membangunkan mereka dan meminta mereka untuk pulang terlebih dahulu karena sore nanti An-na sudah diperbolehkan untuk meninggalkan kamar rawat JSS.
Yoo-Jin memanggil direktur JSS (Ko In-Beom) dan ketua Joo untuk datang menemuinya. Ia langsung menyemprot mereka karena kejadian semalam bisa terjadi. Ketua Joo segera meminta maaf dan berniat mengundurkan diri sebagai bentuk pertanggungjawabannya.
Yoo-Jin menolaknya karena ia masih dibutuhkan. Direktur JSS lantas memberitahu bahwa si penjahat (bodyguard yang membelot) telah berhasil kabur, sementara rekannya, si wanita perias, mengancam akan melaporkan Se-Joon atas tuduhan pelecehan seksual dan mengajukan permintaan pemeriksaan ulang.
Sambil tertawa Yoo-Jin meminta mereka dibiarkan saja untuk saat ini, sementara ia sendiri yang akan mengurus wanita tersebut setelah ia dibebaskan.
Anak Choi Su-Jan (bibi Yoo-Jin yang meninggal beberapa waktu lalu) menenangkan ayahnya dan mengatakan bahwa pernyataan Se-Joon untuk melakukan investigasi terhadap International Finance Group (IFG) milik mereka hanyalah akting belaka karena ia tidak mungkin melakukannya.
Tanpa diduga, sesaat kemudian sekelompok orang dari kejaksaan masuk dan menunjukkan surat penahanan mereka atas dakwaan pelanggaran hukum IFG dan penggelapan dana. Penggeledahan pun dilakukan di kantor tersebut. Beberapa orang terlihat panik dan berusaha menyembunyikan dokumen tertentu, namun berhasil dicegah oleh orang-orang kejaksaan.
Tak lama kemudian Se-Joon tiba di suatu tempat. Wartawan yang sudah menunggunya segera menanyakan pendapatnya mengenai kejadian itu. Dengan tenang Se-Joon menyatakan bahwa ia akan mengikuti semua proses investigasi yang berlaku dan membuktikan bahwa semuanya baik-baik saja.
Tim penyidik dari kejaksaan juga mendatangi kediaman Yoo-Jin. Sebelum masuk, ketua tim mengingatkan pada anak buahnya bahwa kunjungan kali ini adalah semacam ‘business trip’, bukan penggeledahan, karena Se-Joon-lah yang meminta mereka untuk melakukannya. Tak lama kemudian Yoo-Jin datang menemui mereka.
Dengan ramah ia menyambut mereka dan menunjukkan tumpukan kardus berisi dokumen-dokumen yang telah disiapkan untuk diinvestigasi. Ia juga menawarkan mereka untuk sarapan terlebih dahulu karena ia sudah menyiapkan sandwich. Ketua tim lantas meminta anggotanya untuk menyantap sandwich-sandwich tersebut dengan ditemani oleh Dong-Mi.
Sepeninggal mereka, Yoo-Jin memberitahu bahwa ia telah menyiapkan sesuatu bagi ketua tim di ruangannya. Di sana, Yoo-Jin menanyakan perkembangan penyelidikan terhadap IFG. Ketua tim penyidik kaget mendengar Yoo-Jin meminta agar penyelidikan dilakukan seketat dan senetral mungkin karena mengira Yoo-Jin akan meminta sebaliknya. Ia pun berjanji akan melakukannya.
Ibu Choi Sung-Won (ibu tiri Yoo-Jin) bersama ayahnya sedang membahas mengenai penyidikan IFG. Meski kaget, mereka sudah menyangka bahwa Yoo-Jin mampu melakukan hal seperti itu. Apalagi mengingat kekuatan IFG dan keluarga pamannya itu yang tidak seberapa.
Kakek Sung-Won memastikan bahwa jika sampai Yoo-Jin menyentuh keluarga mereka maka itu sama saja dengan Yoo-Jin menyerah terhadap pemilihan presiden. Ia yakin bahwa tanpa mereka Yoo-Jin tidak akan punya dana untuk melakukan kampanye. Namun demikian, ia merasa mereka harus segera mencari sekutu sebelum Yoo-Jin dan Se-Joon masuk ke Blue House agar posisi mereka tetap aman.
Sementara itu, Gwan-Soo sedang bercukur di tukang cukur langganannya saat berita terbaru mengenai penyidikan IFG dibacakan di radio. Min Chul, sekretarisnya, datang tak lama kemudian, memberitahu bahwa sebagian dari orang-orang di IFG adalah sponsor mereka juga, termasuk anggota parlemen Kim, Heo, dan Song.
Gwan-Soo kaget mendengarnya. Sekretarisnya melanjutkan bahwa ia khawatir kejadian ini akan membuat anggota parlemen lain yang ada di pihak mereka bimbang. Gwan-Soo lantas meminta tukang cukur untuk keluar terlebih dahulu.
Kembali ke kantornya, Gwan-Soo terlihat sedang marah-marah kepada kanselir Park melalui telepon. Kanselir Park mengatakan bahwa ia tidak berdaya untuk kasus ini dan minta agar Gwan-Soo menyelesaikannya dengan orang-orang yang ada di atasnya.
Gwan-Soo menuduh kanselir Park serakah karena berani melakukan hal semacam itu di akhir masa jabatannya, namun kanselir Park memastikan bahwa ia hanya ingin agar semuanya diselesaikan secara rasional.
Dengan emosi Gwan-Soo meminta agar ia tidak menyentuh para anggota parlemen yang ada di pihaknya hingga investigasi berakhir. Emosinya makin memuncak begitu mendengar laporan dari Min Chul bahwa penyidik tidak menemukan sesuatu untuk mendakwa Se-Joon.
Sementara itu, gosip mengenai ‘angel’ alias An-Na semakin beredar luas di internet. Banyak yang berusaha mencari keberadaannya. Dong-Mi menginformasikan hal tersebut pada Yoo-Jin.
An-Na sendiri sedang dalam perjalanan menuju rumah persembunyiannya bersama dengan Je-Ha. Ia teringat kembali dengan kata-kata Je-Ha saat berada di ruang rawat JSS.
Seorang karyawan Subway yang usai bertugas melihat An-Na di dalam mobil yang dikemudikan Je-Ha. Ia segera membuntutinya hingga tiba di rumah persembunyian An-Na. Diam-diam ia memotret An-Na yang keluar dari mobil. Untunglah Je-Ha menyadari hal itu.
Ia segera meminta An-Na untuk masuk kembali ke mobil sementara ia mengejar si pemotret. Apes bagi si pemotret, motornya tidak bisa distarter, sehingga Je-Ha bisa dengan mudah menangkapnya.
Dengan ketakutan si pemotret menyerahkan ponselnya dan menunjukkan berita tentang An-Na di sosmed. Begitu sadar bahwa ia bukan siapa-siapa, Je-Ha pun membiarkannya pergi.
Sementara itu, master Sung (Song Kyung-chul) tiba-tiba menelepon sebuah media dan memberitahu bahwa ‘Barcelona Angel’ yang sekarang sedang heboh dicari adalah An-Na, anak dari bintang film bernama Ume Hye-Rin. Sedangkan pegawai Subway yang sebelumnya membuntuti An-Na memamerkan foto jepretannya ke sosmed.
Ia bahkan memberitahukan alamat tempat persembunyian An-Na kepada yang lain. Tapi semua itu ternyata adalah rencana Je-Ha. Ia yang meminta si pegawai Subway untuk melakukan hal itu dengan imbalan diperbolehkan untuk foto bareng An-Na.
Massa langsung histeris begitu An-Na menampakkan dirinya. Dengan perlahan An-Na melangkah ke depan kerumunan dengan ditemani oleh ibu penjaga rumah beberapa langkah di belakangnya. Setelah menyapa, ia memperkenalkan dirinya sebagai An-Na, anak dari Ume Hye-Rin. Saat itulah Yoo-Jin dan Dong-Mi tiba di TKP. Dengan wajah panik Yoo-Jin menatap An-Na dari kejauhan.
Dengan harap-harap cemas Yoo-Jin menantikan jawaban An-Na. Sementara itu direktur JSS, setelah tidak mendapat respon dari para sniper, meminta anggota tim yang lain untuk mulai bergerak. Seseorang yang berjaga di belakang segera mengeluarkan pisau lipat dan mulai melangkah maju. Tanpa disangka, sudah ada Mi-Ran berjaga di belakang, yang langsung melumpuhkannya.
Di sisi lain, Gwan-Soo memanggil seseorang untuk menemuinya di kediamannya. Orang tersebut membawakan sebuah amplop yang ternyata berisi dokumen-dokumen mengenai Kim Je Ha. Begitu mengetahui bahwa Je-Ha ternyata berhubungan dengan Blackstone, Gwan-Soo langsung tertawa terbahak-bahak.