Sinopsis Pengabdi Setan 2: Babak Baru Teror Ibu, Movie Tahun Baru
Film Pengabdi Setan 2: Communion dijadwalkan tayang di Movie Tahun Baru Trans 7, Minggu 31 Desember 2023 pukul 22.45 WIB. Film berdurasi 119 menit ini resmi rilis di bioskop Tanah Air, Kamis 4 Agustus 2022.
Film garapan sutradara sekaligus penulis skenario Joko Anwar ini, mengisahkan kelanjutan kisah keluarga Suwono bertahan hidup usai teror horor ibu dalam Pengabdi Setan (2017).
Film produksi Rapi Films yang diproduseri Gope T. Samtani dan Tia Hasibuan ini dibintangi oleh Tara Basro, Endy Arfian, Nasar Anuz, Bront Palarae, Muhammad Adhiyat, Ratu Felisha, Jourdy Pranata, Muzaki Ramdhan, Fatih Unru, Nafiza Fatia Rani, Iqbal Sulaiman, Kiki Narendra, Ayu Laksmi.
Sebelumnya film Pengabdi Setan musim pertama merupakan remake dari film berjudul sama yang tayang pada tahun 1980. Menurut data Rapi Films, Pengabdi Setan ditonton sebanyak 4.206.103 orang. Sekuelnya lebih laris dengan mencatatkan jumlah penonton 6.315.672 juta, dikutip dari akun Instagram @pengabdisetanfilm.
Perolehan ini menjadi film box office keempat dari sutradara Joko Anwar. Sebelumnya, film Gundala dan Perempuan Tanah Jahanam mendapatkan lebih dari sejuta penonton selama penayangannya di bioskop.
Sinopsis Film Pengabdi Setan 2: Communion
Lima tahun setelah kejadian horor usai ibu meninggal dunia, Rini, Bapak, Tony, dan Bondi berusaha menjalani kehidupan mereka dengan tinggal di sebuah rumah susun tak terawat di utara Jakarta.
Rini masih berusaha untuk menggapai mimpinya meski kini kehidupannya makin tak mudah. Ia harus mengurus Bapak dan adik-adiknya dan memendam segala mimpinya menyelesaikan studi. Sedangkan Tony dan Bondi tumbuh sebagai remaja yang menghabiskan masa puber mereka di rumah susun nan jauh dari peradaban.
Tony naksir dengan seorang perempuan yang lebih tua darinya, Tari, yang dipandang sebelah mata oleh pemuda-pemuda sekitar. Sementara Bondi memiliki dua sahabat selama tinggal di rumah susun tersebut.
Tragedi kematian Ibu dan teror setelahnya, termasuk kepergian Ian, berusaha tak pernah disebut-sebut oleh keluarga Suwono meski trauma akibat kejadian tersebut masih terus membekas.
Sementara itu, Bapak pergi bekerja nyaris tiap hari. Bapak pun tak pernah menjelaskan pekerjaannya kepada anak-anaknya. Ia hanya pergi dengan membawa koper misterius dan ketika pulang, ia langsung memasukkan koper itu ke lemari lalu menguncinya.
Di sisi lain, ketika mereka berusaha menjalani hidup dengan normal, fenomena penembak misterius alias Petrus terus merajalela di jalanan ibukota. Berita soal Petrus menjadi tajuk baik di televisi maupun surat kabar.
Hingga suatu hari, badai besar dikabarkan akan melanda Jakarta pada 16 April 1986. Badai tersebut diramalkan akan membuat banjir, terutama di kawasan daratan yang lebih rendah seperti lokasi rumah susun mereka.
Kehidupan di rumah susun yang terasa mengurung membuat Rini tak lagi betah tinggal di sana. Ia berencana untuk keluar dari rumah susun tersebut dan mulai kehidupan mandiri.
Bapak sempat menentang ide untuk keluar dari rumah susun tersebut. Menurutnya, berada di rumah susun tersebut jauh lebih aman dari berada di rumah sendirian.
Namun jelang keberangkatan tepat beberapa jam sebelum badai, sebuah insiden terjadi. Elevator rumah susun tersebut jatuh dan menyebabkan sejumlah korban jiwa.
Kondisi badai pun membuat pemakaman jenazah menjadi tak bisa dilakukan segera. Sehingga, jenazah korban kecelakaan tersebut harus disemayamkan terlebih dahulu di rumah susun itu.
Keputusan itu bertepatan dengan sebagian besar penghuni yang telah meninggalkan rumah susun karena tak ingin terjebak badai yang membuat bangunan tersebut menjadi begitu sepi dan menyeramkan.
Di tengah momen sepi dan terjebak badai tersebut, listrik rumah susun mati karena gardu terendam banjir. Saat itulah, malam panjang penuh teror horor terjadi, termasuk kedatangan kembali Ibu dan kelompok misterius yang menghantui keluarga Suwono.