Sinopsis Miracle in Cell No.7, Film Korea Tersedih Wajib Tonton
Film Korea Miracle in Cell No.7 versi Indonesia akan segera tayang. Remake Miracel in Cell No.7 versi Indonesia ini digarap oleh sutradara Hanung Bramantyo dengan pemeran utama Vino G Bastita.
Film Miracle in Cell No.7 bukan kali ini saja diremake. Sebelumnya film ini juga dibuat versi India, Thailand, Filipina hingga Turki.
Lantas bagaimana sebenarnya jalan cerita Film Miracle in Cell No.7 versi asli yang telah dirilis pada tahun 2013? berikut sinopsis atau ulasan film asli Korea Selatan itu:
Film Miracle in Cell No.7 versi Korea dibintangi Ryu Seung-ryong; Kal So-won serta Park Shin-hye. Film ini adalah sebuah komedi mengharukan berisi melodrama keluarga tentang seorang bapak bernama Lee Yong Go yang cacat mental dan secara tidak sah dipenjara karena kasus pembunuhan.
Lee yang merupakan pria berumur, 40 tahun, adalah bapak cacat mental karena kecerdasannya yang sangat rendah. Lee Yong Go memiliki anak perempuan berusia 6 tahun yang cantik dan cerdas bernama Ye Sung. Lee, yang merupakan tukang parkir begitu cinta pada anak satu-satunya itu.
Sinopsis Miracle in Cell No.7
Plot cerita film ini dimulai ketika Ye Sung sangat tertarik dengan tas kuning bergambar Sailor Moon di sebuah toko. Karena belum gajian, Lee Yong Go hanya bisa menjanjikan pada Ye Sung akan membeli setelah gajian.
Saat melihat dari luar toko, ternyata tas Sailor Moon itu dibeli seorang anak perempuan bersama orang tuanya. Lee Yong Go yang kecewa nekad masuk ke dalam toko dan minta agar tas Sailor Moon tidak jadi dibeli.
Ayah dari anak pembeli tas itu ternyata seorang Komisaris Jenderal Kepolisian dan langsung memukuli Lee Yong Go. Beruntung Anak Komisaris Jendral polisi yang bernama Ji Yeong itu baik hati. Setelah Lee Yong Go gajian, Ji Yeong menemui Lee Yong Go dan menunjukkan toko lain yang juga menjual tas Sailor Moon. Di sinilah awal petaka terjadi. Dalam perjalanan, Ji Yeong terpeleset dan meninggal dunia.
Lee Yong Go dituduh membunuh Ji Yeong karena kening Ji Yeong terluka dan disamping kepalanya ada batu bata sehingga Lee Yong Go dituduh memukul kepala Ji Yeong dengan batu bata padahal batu bata itu jatuh dengan sendirinya.
Lebih parah lagi, sesuai dengan pelajaran yang diterima Lee Yong Go ketika menjalani pelatihan sebagai tukang parkir, cara menyelamatkan orang yang pingsan adalah membuka celana agar melancarkan peredaran darah kemudian memberi pernapasan buatan dari mulut ke mulut. Karena itulah, Lee Yong Go dituduh selain membunuh juga memperkosa Ji Yeong.
Dengan kecerdasan yang sangat rendah, Lee Yong Go tidak bisa membuat pernyataan yang bisa membela dirinya. Sebagai seorang Komisaris Jendral Polisi Ayah Ji Yeong memaksa Lee Yong Go untuk mengaku bahwa ia memang telah membunuh dan memperkosa Ji Yeong untuk balas dendam karena pernah dipukuli di toko. Komisaris jendral itu mengancam akan membunuh Ye Sung jika Lee Yong Go tidak menuruti perintahnya.
Lee Yong Go lantas divonis hukuman mati dan masuk ke dalam kamar sel nomor 7 yang merupakan penjara untuk narapidana berbahaya dengan pengamanan super ketat. Selama Lee Yong Go dipenjara, Ye Seung dititipkan di panti asuhan.
Di dalam sel no 7, Lee Yong Go bercampur dengan 5 narapidana kelas kakap lainnya yaitu Bong Sik (pencopet), Chun Ho (penipu), Man Beom (pezinah), Kakek Seo (penipu) dan So Yang Ho si gangster penyelundup tapi buta huruf yang merupakan pemimpin narapidana sel nomor 7.
Sudah menjadi budaya para narapidana di seluruh dunia bahwa jenis narapidana yang paling dibenci oleh narapidana lainnya adalah pemerkosa apalagi yang diperkosa adalah anak-anak. Akibatnya Lee Yong Go dipukuli oleh 5 narapidana lain di sel nomor 7 dan terus dimusuhi.
Tapi kelima teman penjara Lee Yong Go berbalik menjadi sahabat karena So Yang Ho diselamatkan oleh Lee Yong Go ketika akan dibunuh oleh sesama narapidana yang merupakan saingan gangster penyelundup. Merasa berhutang budi bahkan berhutang nyawa maka So Yang Ho bersedia mengabulkan apapun keinginan Lee Yong Go. Sedangkan keinginan Lee Yong Go hanya satu yaitu bertemu dengan Ye Sung.
Kelima sahabat penjara Lee Yong Go lantas bisa mempertemukannya dengan Ye Sung ketika diadakan acara keagamaan yang diisi paduan suara anak panti asuhan. Ye Sung termasuk di dalamnya.
Man Beom lantas menyelundupkan Ye sung ke sel nomor 7 dengan memasukkan Ye Sung ke dalam kardus roti. Sayangnya, di acara keagamaan pastor gereja mendadak terkena serangan jantung. Anak-anak panti asuhan-pun dipulangkan lebih awal sementara Ye Sung masih terperangkap di kamar nomor 7.
Paska insiden ini, beragam peristiwa bermunculan, termasuk bagaimana Lee Yong Go menyelamatkan kepala rutan dari kebakaran yang membuat kepala rutan baik kepadanya.
Tibalah saatnya Lee Yong Gu dieksekusi mati tanggal 23 Desember. Suasana sebelum eksekusi mengharukan antara Lee Yong Gu dan Ye Sung. Akhirnya Lee Yong Gu tewas dieksekusi.
Beberapa tahun kemudian, Ye Sung tumbuh menjadi gadis cantik dan berprofesi sebagai pengacara. Dengan keahliannya sebagai pengacara Ye sung berusaha membersihkan nama baik almarhum ayahnya. Akhirnya diadakan pengadilan ulang dan Ye Sung berjuang mati-matian dengan dibantu oleh kelima sahabat penjara ayahnya. Kelima sahabat Lee Yong Gu itu bukan lagi narapidana dan sudah bertobat menjadi orang baik-baik, bahkan So Yang Ho kini menjadi pendeta.
Dengan dibantu kelima sahabat Lee Yong Gu, akhirnya Ye Sung menang di pengadilan dan hakim memutuskan bahwa Lee Yong Gu tidak bersalah. Akhirnya Ye Sung bisa membuktikan walaupun ayahnya yang sudah almarhum itu bukan pembunuh dan pemerkosa anak-anak.