Sinopsis Lentera Merah: Balas Dendam Arwah Berlatar PKI
Film horor Lentera Merah bakal meramaikan HUT ke-19 Trans Media di Trans 7, Rabu 15 Desember 2020 pukul 01.00 WIB dini hari. Lentera Merah bercerita tentang majalah kampus yang dikelola mahasiswa Universitas Nasional Indonesia (UNI) sejak tahun 1930.
Lentera Merah diceritakan adalah sebuah majalah yang selalu kritis terhadap kondisi bangsa dan pemerintahan, condong ke 'kiri' dan memihak rakyat kecil. Angkatan ke 49 Lentera Merah yang terdiri dari Iqbal (Dimas Beck), Arif (Teuku Wisnu), Wulan (Firrina Sinatra), Dinda (Kartika Indah Pelapory), Bayu (Saputra) dan Rio (Fikri Ramadhan) rupanya tengah mempersiapkan penerimaan anggota baru Lentera Merah.
Risa (Laudya Cynthia Bella), mahasiswi baru, ikut audisi untuk menjadi bagian redaksi Lentera Merah angkatan 50. Penampilannya langsung menarik perhatian Iqbal, sang pemimpin redaksi, juga Wulan selaku wakil pemred yang mempunyai indra keenam. Risa bersama empat mahasiswa lain terpilih menjadi lima terbaik dan harus mengikuti malam inisiasi.
Kehadiran Risa dengan muka pucat, gayanya yang misterius, juga rok terusan yang dikenakan membuat penonton cepat menduga, dia adalah sang hantu. Film ini tampaknya memang tak bermaksud menyembunyikan identitas hantu itu.
Tewasnya Wulan makin menguatkan dugaan Risa-lah sang hantu. Sejak awal Wulan memang tak menyukai Risa. Bapak Risa, Sakiman, adalah petani biasa yang dituduh komunis. Cap ini membuat Risa mendapat perlakuan yang sama dengan bapaknya, dikucilkan.
Diceritakan oleh ayah Iqbal yang juga mantan anggota Lentera Merah jika Risa difitnah telah menjadi bagian dari penentang pemerintahan hal itu membuat Risa dikurung di bagian kampus yang belum jadi.
Risa akhirnya meninggal lantaran kehabisan nafas, mayatnya pun dikubur di lantai. Mengetahui kejadin ini, para peserta akhirnya mencari dimana mayat risa berada. Mereka lalu menguburkan mayat Risa dengan layak. Usai semua masalah teratasi, Iqbal memutuskan pergi ke Semeru untuk menenangkan diri. Sementara itu, gedung Lentera Merah akhirnya ditutup.
Soal PKI membuat film ini berbeda dengan film bertema hantu lain. Lentera Merah disutradarai oleh Hanung Bramantyo dan pernah tayang di bioskop pada 2006. Film ini menjadi horor perdana Hanung Bramantyo sebagai sutradara.
Dalam wawancara di tahun 2006, Hanung mengungkapkan, Lentera Merah digarap karena sejak lahir dia sudah melekat dengan sejarah PKI. Momen lahirnya pada 1 Oktober dekat dengan peringatan G30 SPKI yang selalu jatuh pada tanggal 30 September membuat Hanung kerap mencari tahu tentang PKI sejak muda.
Namun dia tak lantas menganut paham komunis karena informasi tentang PKI yang ia ketahui.
Meski begitu, film ini mendapat sensor dari Lembaga Sensor Film (LSF). Salah satunya di bagian munculnya piringan hitam tentang lagu Genjer-genjer.
* Jadwal acara ini bisa berubah sewaktu-waktu sesuai kebijakan penyiaran stasiun televisi.
Advertisement