Sinopsis Film Trinil, Adaptasi dari Drama Radio Era 80-an
Film horor thriller terbaru berjudul Trinil: Kembalikan Tubuhku dijadwalkan tayang di bioskop Tanah Air, hari ini, Kamis 4 Januari 2024. Sinema yang digarap oleh sutradara Hanung Bramantyo ini diangkat dari kisah drama radio yang siar pada era tahun 80-an dan sangat populer di jamannya, berjudul Trinil Balekno Gembungku.
Suara rintihan, Trinil balekno gembungku yang ikonis berasal dari tokoh Mbok Suminten. Di eranya, popularitas Mbok Suminten menyaingi Mak Lampir dan Nini Pelet. Di film, cerita berdurasi 1 jam 41 ini tentang cinta segitiga yang terjadi pada seorang ibu serta kekasih anaknya ini berakhir dengan pembunuhan yang keji disertai mutilasi.
Film Trinil merupakan comeback Hanung Bramantyo di genre film horor, setelah 17 tahun berlalu. Diketahui, film horor terakhir suami aktris Zaskia Adya Mecca itu berjudul Legenda Sundel Bolong (2007).
Hanung Bramantyo juga menulis skenario film Trinil: Kembalikan Tubuhku bersama Haqi Ahmad. Film ini dikerjakan rumah produksi Dapur Film, Seven Skies Motion, dan Double Tree Film. Lokasi syutingnya di beberapa kota di Jawa Tengah.
Daftar Pemain
Carmela Van Der Kruk sebagai Rara
Rangga Nattra sebagai Sutan
Wulan Guritno sebagai Ayu Dewasa
Shalom Razade sebagai Ayu muda
Fatah Amin sebagai Yusof
Gendhis Maharany
Alexzander Wlan
Sinopsis Trinil
Pasangan suami istri (pasutri) Rara dan Sutan yang siap memulai hidup baru setelah berbulan madu. Rara mewarisi sebuah perkebunan teh luas di Jawa Tengah. Kebun itu aslinya milik William Saunder, ayah Rara, seorang lelaki Belanda yang sangat mencintai Indonesia. Sementara itu, Sutan suami Rara, bekerja sebagai perawat di rumah sakit.
Suatu malam, Rara merasakan ketindihan saat tidur. Menyadari ada yang tak beres, Sutan minta bantuan Yusof teman sekolahnya dari Penang, Malaysia, yang biasa menangani beragam kasus mistis.
Rara menolak ide Sutan yang mengaitkan kejadian ini dengan hal mistis. Namun, teror makin mencekam. Puncaknya, hantu kepala tanpa badan muncul dengan sebuah permintaan, “Trinil, balekno gembungku (kembalikan tubuhku).”