Sinopsis Film Thailand, The Lost Lotteries: Rebut Lotre Mafia
The Lost Lotteries merupakan film Thailand yang tayang di layanan streaming Netflix. Film ini bercerita tentang lima orang yang bernasib sial dan tidak mengenal satu sama lain, harus bekerja sama untuk mencuri kembali tiket-tiket lotre pemenang undian dari bos mafia yang jahat.
The Lost Lotteries ditulis dan diarahkan sutradara Prueksa Amaruji yang sebelumnya mengarahkan Bikeman dan sekuelnya, E-Riam Sing, dan Miss Happy. Film ini dibintangi oleh Sky Wongravee Nateetorn (Tay), Minnie Phantira Pipityakorn (Beat), Pat Napapa Thantrakul (Zoe), Jazz Chuanchuen (Wen), dan Somjit Jongjohor (Khung).
Film ini juga diramaikan dengan penampilan First Kanaphan (The Eclipse, The Shipper), Gee Sutthirak (Real Fake, Dark App).
Sinopsis
The Lost Lotteries fokus kehidupan Tay (Sky Wongravee) pelajar Thailand yang hidup sangat berkecukupan bahkan cenderung berkekurangan bersama sang ibunda. Ia merasa dirinya pecundang karena tak pernah mendapatkan hal yang ia inginkan, mulai dari piala kejuaraan catur, cinta, hingga uang.
Ibu Tay selama ini bertahan hidup dengan berjualan kertas lotre di Bangkok. Namun, suatu insiden membuat sang ibunda tak lagi bisa bekerja seperti itu dan akhirnya Tay yang berjualan kertas lotre.
Permasalahan pun terjadi ketika Tay dan ibunya berhadapan dengan penagih utang. Kemiskinan keluarga Tay membuat penagih utang mengambil kotak kertas-kertas lotre yang hendak dijual.
Tak berhenti di situ, Tay beberapa saat kemudian menyadari bahwa di dalam kotak tersebut terdapat kertas lotre yang menjadi pemenang undian pekan tersebut dengan hadiah 30 juta baht atau sekitar Rp 12,12 miliar (1 baht=Rp 404,12)
Kertas lotre itu juga telah dibeli oleh empat orang yang kemudian menghampiri Tay dan ibunya untuk meminta pertanggungjawaban. Mereka adalah Zoe (Pat Napapa), Beat (Minnie Phatira), Wen (Jazz Chuanchuen), dan Khung (Somjit Jongjohor). Keempat orang tersebut meminta pertanggungjawaban karena sangat membutuhkan uang dari undian itu.
Tay kemudian memutar otak dan menyusun rencana tak masuk akal dengan menggunakan kelebihan dari masing-masing mereka, seperti pemikir, ahli kunci, aktor, dan boxer. Misi tersebut bisa dibilang tak masuk akal karena benar-benar membahayakan mereka. Namun, demi uang tersebut, mereka kemudian membulatkan tekad untuk menjalankan misi tersebut ke tempat mafia yang bermarkas di pabrik kembang api.