Sinopsis Film Singsot: Siulan Kematian, Jangan Melanggar Pamali Jawa!
Film Singsot: Siulan Kematian bergenre horor diadaptasi dari film pendek 14 menit bertajuk sama, rilisan tahun 2016 lalu karya Wahyu Agung Prasetyo. Film tersebut menjadi pemenang Film Terbaik di Fiagra Horror Film Festival 2016, official selection Jogja-Netfpac Asian Film Festival 2016, dan Film Horor Terbaik dan Jury Prize Taman Festival Bandung 2017.
Sebagai informasi, singsot artinya bersiul dalam bahasa Jawa. Film yang mengambil lokasi syuting di Yogyakarta ini, dibangun dari gugon tuhon atau mitos yang berlaku di masyarakat Jawa dan masih dipercayai hingga saat ini.
Dalam budaya Jawa, bersiul di malam hari dipercaya bisa menarik perhatian makhluk halus, seperti genderuwo, wewe gombel, atau kuntilanak. Ada juga anggapan bahwa bersiul di malam hari dapat membawa nasib buruk.
Melihat Akibat Melanggar Pamali
Film Singsot versi layar lebar kembali disutradarai oleh Wahyu merangkap penulis skenario. Namanya dikenal sebagai sutradara melalui film Tilik dengan tokoh Bu Tejo yang ikonik, yang diperankan Siti Fauziah.
Film produksi Clock Work Films dan Ravacana Film ini menceritakan tentang kehidupan seorang bocah laki-laki yang diberikan nasihat oleh sang kakek agar tidak bersiul tengah malam, namun sayangnya nasihat itu malah sengaja dilanggarnya.
Singsot: Siulan Kematian bukan sekadar film horor biasa. Melainkan sebuah pengingat akan kekuatan tradisi yang masih hidup di masyarakat Jawa. Penonton diajak menyaksikan akibat dari melanggar pamali.
Daftar Pemain Film Singsot: Siulan Kematian
Ardhana Jovin sebagai Ipung
Landung Simatupang sebagai Mbah Lanang
Jamaluddin Latif sebagai Agus
Siti Fauziah sebagai Wiwik
Sri Isworowati sebagai Mbah Wedok
Fajar Suharano sebagai Mbah Manto
Teguh Mahesa sebagai Mbah Darmo
Alex Suhendra sebagai Pakdhe Tirto
Rafa Juliano sebagai Didit
Muchlis Mustafa sebagai Kholis
Dyah Priam Ariyati sebagai Kustini
Ari Purnomo sebagai Seteng
Sinopsis Film Singsot: Siulan Kematian
Film berlatar cerita di sebuah desa terpencil di kawasan Yogyakarta. Seorang bocah bernama Ipung (Ardhana Jovan) usia 13 tahun, tinggal bersama kakek (Landung Simatupang) dan neneknya (Sri Isworowati) setelah orang tuanya meninggal.
Sejak kecil, Ipung menunjukkan ketertarikan besar terhadap burung perkutut, sebuah hobi yang juga digemari oleh para pria dewasa di desanya. Meskipun belum baligh dan tidak diizinkan memelihara burung sendiri, Ipung sering membantu kakeknya, Mbah Lanang, dalam merawat burung-burung tersebut.
Kehidupan Ipung yang sederhana penuh dengan kearifan lokal dan tradisi, namun terdapat satu hal yang mengganggu ketenangan hidupnya. Ada sebuah mitos yang melarang penduduk desa untuk bersiul pada malam hari.
Mitos tersebut berakar dari kepercayaan bahwa bersiul di malam hari dapat mendatangkan malapetaka dan ancaman dari makhluk halus. Ironisnya, Ipung sengaja melanggar larangan tersebut.
Setelah melanggar larangan itu, kegelapan malam bukan lagi teman, melainkan ancaman yang menyelubungi kehidupan Ipung. Kisah selanjutnya saksikan di bioskop kesayangan.
Advertisement