Sinopsis Film Onde Mande: Mengusung Budaya Minang
Onde Mande merupakan film yang mengangkat budaya Minang berdasarkan kisah kehidupan masyarakat Desa Sigiran. Film dengan pemandangan Danau Maninjau ini disutradarai oleh Paul Agusta. Film diproduseri Suryo Wiyogo dan diproduksi Visinema Pictures yang menggandeng Gandrvng Film dan Visionari Capital.
Film ini menceritakan tentang warga desa yang tinggal di Desa Sigiran, tepi Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Film dibintangi oleh Shenina Cinnamon dan Emir Mahira sebagai karakter utama ini sudah tayang sejak Kamis, 22 Juni 2023 di seluruh bioskop Indonesia.
Film ini mendapat apresiasi besar karena mengangkat budaya lokal. "Kita melihat di film ini sarat kearifan lokal khas Sumatera Barat," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno.
Selain Menparekraf, film Onde Mande juga diapresiasi oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan Pemerintah Kota Padang. Bahkan menyedot perhatian para public figure, tokoh adat Minang, hingga komunitas-komunitas masyarakat Minangkabau.
Meski 90 persen menggunakan Bahasa Minang, penonton tak perlu khawatir karena bisa menikmatinya lewat subtitle.
Daftar Pemeran Film Onde Mande
Shenina Cinnamon sebagai Si Mar
Amir Mahira sebagai Anwar
Jose Rizal Manua sebagai Da Am
Jajang C. Noer sebagai Ni Ta
Ajil Ditto sebagai Hadi
Shahabi Sakri sebagai Huda
Yusril Katil sebagai Haji Ilyas
Reza Afre sebagai Da Nas
Rivansza Alfath sebagai Afdhal
Brigitta Cynthia sebagai Ci Sonya
Didi Gondrong sebagai Bang Edo
Erik Lasmono sebagai Supir Angkot
Oscar Lolang sebagai Dadang
Priska Nathasia sebagai Ci Selvie
Mariana Resli sebagai Mpok Hikmah
Ridwan Raoull Rohaz sebagai Bang Fritz
Yuniarni sebagai Ni Tin
Desy Amalia Yusri sebagai Ni Yus
Sinopsis Onde Mande
Seorang pensiunan guru bernama Angku Wan berhasil memenangkan sayembara senilai Rp2 miliar dari perusahaan sabun. Angku Wan menyaksikan pengumuman kemenangannya saat mampir di lapau Da Am sambil meneguk teh telur. Ia pun mengaku bahwa uang tersebut ingin diprioritaskan untuk pembangunan serta kemajuan desa.
Demi mengklaim hadiah tersebut, Da Am dan Angku Wan berencana pergi ke Kota Padang keesokan harinya. Namun, Angku Wan justru ditemukan dalam kondisi wafat di tempat tinggalnya.
Informasi wafatnya tidak langsung dilaporkan ke pihak perusahaan pusat di Jakarta karena rencana klaim hadiah tidak boleh gagal. Angku Wan dikenal sebagai sosok yang visioner dan memimpikan kemajuan bagi desanya yang cukup tertinggal. Sosoknya pun cukup dihormati karena ide-ide briliannya.
Setelah sejumlah perangkat desa berkumpul dan menyiapkan strategi besar untuk mengamankan hadiah sayembara. Akan tetapi konflik datang ketika seorang perwakilan dari perusahaan sabun, Anwar datang tiba-tiba ke desa untuk memvalidasi pemenang sayembara.
Advertisement