Sinopsis Film Immersion: Teror di Pulau Terpencil
Immersion merupakan film horor Jepang yang memiliki judul asli Kikaijima. Film berdurasi 1 jam 46 menit ini, ditulis dan disutradarai oleh Takashi Shimizu.
Film ini mengisahkan tentang kehadiran sosok perempuan misterius dari hasil duplikat pulau virtual yang diciptakan peneliti. Ia kemudian membawa teror kematian di antara anggota tim.
Takashi Shimizu merupakan sutradara yang terkenal berkat film-film horornya. Ia penulis naskah untuk empat film Ju-on, termasuk The Curse (2000) dan The Grudge (2002). Ia juga penulis naskah untuk beberapa film non-horor lainnya, seperti Kiki's Delivery Service (2014), The Blue Hearts (2017), hingga Homunculus (2021).
Film Immersion dibintangi oleh Daigo Nishihata sebagai pemeran utama yang bernama Tomohiko Kataoka. Film ini turut diramaikan oleh Mizuki Yamamoto, Ami Touma, Yuta Hiraoka, Rina Ikoma, Atomu Mizuishi, dan Noa Kawazoe.
Film yang mengambil lokasi syuting di Amami Oshima telah tayang lebih dulu di Jepang pada 16 Juni 2023. Kini, film berdurasi 1 jam 49 menit itu tayang di bioskop Indonesia, khususnya CGV dan Cinepolis.
Sinopsis
Film Immersion menceritakan seorang ahli ilmu saraf bernama Tomohiko Kataoka (Daigo Nishihata). Suatu hari, Tomohiko diminta oleh kepala tim peneliti realitas maya (virtual reality/VR) Shinsekai yang diperankan oleh Ayumi Ito untuk bergabung.
Mereka menciptakan ruang virtual dari pulau terpencil itu sehingga meminta Tomohiko untuk menjadi bagian dari penelitian itu. Tim itu membutuhkan bantuan Tomohiko untuk mempelajari antara hubungan teknologi VR dengan ilmu saraf.
Namun, penelitian itu berubah menjadi horor ketika duplikat VR dari pulau terpencil itu mengalami glitch. Seorang gadis misterius berbaju merah muncul di hadapan mereka.
Tomohiko pun melihat sosok tersebut ketika tiap kali memakai kacamata VR dan masuk ke dalam dunia virtual. Satu per satu anggota tim peneliti itu tewas akibat tenggelam setelah gadis berbaju merah itu muncul. Sehingga, Tomohiko mesti mencari jalan keluar untuk menghentikan teror tersebut.
Kepercayaan pada takhayul perdukunan yang berkembang di pulau tersebut menjadi kunci penting untuk mengungkap kutukan yang mengancam nyawa dari dalam laut.