Sinopsis 3 Srikandi: Perjuangan 3 Atlet Panahan Perempuan
Film 3 Srikandi akan tayang di Bioskop Trans TV pada Minggu, 23 Januari 2022 pukul 19.30 WIB. Tiga Srikandi merupakan film biopik yang diangkat dari kisah perjuangan tiga atlet Indonesia, Nurfitriyana Saiman, Lilies Handayani, dan Kusuma Wardhani. Mereka bertiga adalah pemanah perempuan Indonesia pertama yang berhasil memenangkan medali dalam ajang Olimpiade.
Film 3 Srikandi mengambil latar belakang tahun 1988 di saat Olimpiade Seoul diadakan. Layar lebar karya Iman Brotoseno sekaligus sebagai penulis dibantu oleh Swastika Nohara ini dibintangi oleh Bunga Citra Lestari (BCL) memerankan sosok Nurfitriyana, Lilies Handayani diperankan oleh Chelsea Islan dan Tara Basro sebagai Kusuma Wardhani.
Dian Sastro Diganti BCL
3 Srikandi merupakan film yang direncanakan MVP Pictures untuk tayang pada akhir tahun 2015. Namun mengalami penundaan hingga pertengahan tahun 2016 bertepatan dengan momen Olimpiade Musim Panas 2016. Sejatinya film ini akan menghadirkan Dian Sastrowardoyo sebagai Nurfitriyana Saiman, namun karena terjadi bentrok dengan syuting film lain sehingga digantikan oleh Bunga Citra Lestari.
Film berdurasi 121 menit ini terdiri dari 70 persen fakta dan 30 persen fiksi. Selain menunjukkan persiapan dan aksi ketiga atlet wanita Indonesia di Olimpiade Seoul, film ini juga mengangkat kehidupan dan masalah pribadi dan pelatih mereka bernama Donald Pandiangan.
Layar lebar diproduseri Raam Punjabi ini selain bisa mengaduk-aduk emosi juga dapat membangkitkan jiwa nasionalisme bak menonton pertandingan sesungguhnya di mana para atlet Tanah Air membela negara di dunia internasional.
Sinopsis Film 3 Srikandi
Indonesia pada tahun 1988. Dunia olahraga mempersiapkan diri turun serta di Olimpiade Musim Panas 1988 di Seoul. Cabang panahan berada di titik kritis, di mana dibutuhkan pelatih yang bisa menyiapkan tim panahan wanita dalam waktu yang singkat. Satu-satunya yang bisa diandalkan menjadi pelatih adalah Donald Pandiangan (Reza Rahardian) yang dikenal sebagai “Robin Hood Indonesia”.
Tapi Donald sendiri sudah lama menghilang. Ia masih terpukul ketika pada tahun 1980 saat ia bersiap mengikuti Olimpiade Musim Panas 1980 di Moskwa, ia batal pergi karena alasan politis. Kini ia hidup jauh dari panahan, bahkan olahraga. Selain pelatih, tim panahan pun harus dipilih 3 orang atlet wanita terbaik. Mereka adalah Nurfitriyana, Lilies, dan Kusuma.
Sementara itu, waktu menuju olimpiade semakin dekat, tetapi para 3 Srikandi ini pun memiliki masalah rumitnya masing-masing. Di bawah ancaman tidak akan diberangkatkan sama sekali, pengurus persatuan panahan, Pak Udi (Donny Damara), mesti membujuk dan meyakinkan Donald untuk mempersiapkan tim panahan wanita.
Pribadi Donald yang keras, militan dan amat disiplin, mesti mampu membentuk Yana, Lilies dan Suma mencapai puncak prestasi mereka. Masa latihan menjadi saat memacu diri bagi mereka semua. Pergesekan dan perseteruan satu sama lain, kerasnya medan berlatih dan waktu yang makin menipis, menempa mereka. Siang malam memeras fisik, emosi dan mental, tim panahan putri bersiap menuju Seoul. Dengan meneguhkan semangat, mereka pun bertempur di lapangan.