Singapura Siapkan Pesawat Evakuasi Militer AS dari Afghanistan
Singapura menawarkan Amerika Serikat bantuan pesawat untuk proses evakuasi di Afghanistan menyusul kekacauan akibat pengambilalihan kekuasaan oleh kelompok bersenjata Taliban pekan lalu.
Perdana Menteri Lee Hsien Loong menyampaikan langsung tawaran itu saat bertemu dengan Wakil Presiden AS, Kamala Harris, di Singapura pada Senin 23 Agustus 2021.
"AS sedang melakukan operasi evakuasi pengungsi dari Afghanistan. Singapura ingin menawarkan kepada AS pesawat tanker Republik Singapura Air Force (RSAF) Airbus 330 Multi-Role," kata Lee dalam konferensi pers daring.
Dilansir CCN, menanggapi tawaran itu, Haris berkata, "Saya berterima kasih atas tawaran yang sangat murah hati, yang sudah Anda (Lee) buat untuk Amerika Serikat, dalam evakuasi kami di Afghanistan."
Kemala Harris di Singapura
Harris akan berada di Singapura selama dua hari. Kunjungan ini merupakan perjalanan ke luar negeri kedua selama ia menjabat wakil presiden.
Dalam pertemuan itu, kedua pemimpin negara membahas banyak hal, di antaranya mengenai hubungan diplomatik, kesehatan global, pandemi Covid-19, cara menghadapi varian baru, dan keamanan di wilayah Laut China Selatan.
Setelah itu, Haris akan mengunjungi Vietnam selama dua hari. Kabar Harris berkunjung ke negara Asia Tenggara itu sudah berembus dari bulan lalu.
Sementara itu, pasukan AS masih terus melakukan evakuasi dari Kabul. Setelah Taliban berkuasa, Negeri Paman Sam itu bahkan mengerahkan 6.000 tentara untuk membantu evakuasi warga dari Afghanistan.
Selama proses evakuasi, bandara internasional Kabul terpantau dalam kekacauan. Ribuan orang berdesak-desakan dan berebut masuk ke pesawat agar bisa lari dari Afghanistan.
Mereka yang lari tak mau merasakan kembali kepemimpinan Taliban yang otoriter dan merenggut kebebasan sipil, terutama hak-hak perempuan.
Sejauh ini, menurut data Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), sekitar 12 ribu orang, yang terdiri dari warga lokal maupun WNA, telah dievakuasi dari Afghanistan.
Militer AS Evakuasi 16 Ribu Orang
Sama seperti Indonesia, AS turut mengevakuasi sekitar 16 ribu orang dari Afghanistan melalui bandara Kabul, pada Senin 23 Agustus 2021.
Proses evakuasi dilakukan selama 24 jam dengan jumlah penerbangan sebanyak 61 kali. Penerbangan dilakukan bagi masyarakat yang ingin melarikan diri dari serangan Taliban.
"Sebanyak 61 penerbangan militer, komersial dan charter yang melibatkan sejumlah negara, terbang keluar dari Bandara Internasional Hamid Karzai dalam 24 jam," kata Jenderal Hank Taylor dikutip melali AFP, Selasa 24 Agustus 2021.
Taylor juga mengatakan, dari jumlah yang dievakuasi diantara 11 ribu orang dibawa keluar melalui operasi pengangkutan udara militer AS. Bahkan, sebanyak 37 ribu di antaranya dalam operasi pengangkutan udara telah dimulai pada 14 Agustus 2021 lalu ketika Taliban merebut Kabul.
Ribuan Warga Afghanistan Bekerja untuk AS
"Jumlah itu termasuk beberapa ribu warga negara AS, dan ribuan warga Afghanistan yang bekerja untuk pasukan AS. Mereka telah mengajukan atau menerima visa imigran khusus, serta warga Afghanistan yang dianggap berisiko terhadap serangan Taliban karena pekerjaan mereka di organisasi non-pemerintah, media, dan pekerjaan lainnya," jelasnya.
Selain itu, Juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan pihaknya tetap fokus menyelesaikan operasi evakuasi AS hingga tenggat waktu 31 Agustus yang telah ditetapkan Presiden Joe Biden untuk menyelesaikan penarikan AS dari Afghanistan.
"Pihak kami akan menarik 5.800 tentara AS yang pada dasarnya menjalankan operasi bandara dan menjaga keamanan sejak 14 Agustus, serta sejumlah besar peralatan yang dibawa untuk mendukung misi mereka," kata John Kirby.
Sementara diketahui, Selasa ini para pemimpin kelompok negara-negara G7 akan bertemu secara virtual di Afghanistan.
Inggris saat ini memimpin G7, yang juga terdiri dari Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, dan Amerika Serikat.
Advertisement