Ini Upaya Pemkot Surabaya Perangi Penculikan Anak
Wakil Walikota Surabaya Whisnu Sakti Buana mengatakan, pemerintahannya serius dalam menghadapi isu penculikan anak. Beberapa upaya dipersiapkan oleh beberapa pihak guna menanggulangi hal tersebut.
"Saya sudah minta personel Linmas untuk bekerjasama dengan Babinkamtibmas memfokuskan di titik-titik sekolah. Khususnya sekolah TK dan SD,’’ kata Whisnu, Rabu, 26 Februari 2020.
Ia juga berharap elemen masyarakat dapat berkerjasama dalam mengatasi hal ini. Contohnya seperti meningkatkan kewaspadaan dengan cara pemasangan Circuit Clossed Television (CCTV) di beberapa sudut sekolah.
’’Bisa juga bagi siswa dan orang tua bisa diberi semacam tanda pengenal. Misalkan, orang tua si A anaknya ini. Jadi pihak keamanan sekolah bisa mencocokkan. Supaya tidak bisa orang luar sembarangan masuk,’’ kata Whisnu.
Menurut Whisnu, guna menutup kemungkinan terjadinya kembali kasus penculikan ini, membutuhkan kerjasama dari beberapa pihak. Bukan hanya Pemkot, namun juga masyarakat harus ikut andil dalam hal tersebut.
"Pencegahan (penculikan anak) ini perlu melibatkan semua pihak. Termasuk pemangku RT yang lokasi wilayahnya ada sekolah TK, maupun SD perlu kerjasama berbagai unsur juga,’’ kata dia.
Sementara itu terkait penculikan anak ini, Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A) dan Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat juga mulai saling bersinergi.
Kepala Bidang Dinas Pendidikan Kota Surabaya M Aries Hilmi mengatakan, pihaknya telah melakukan antisipasi sejak november 2019.
“Jadi kemarin kami menggandeng Polrestabes untuk memberi pelatihan cara mengenali gelagat-gelagat untuk mengetahui niat jahat,” ujarnya ketika ditemui di kantor Pemerintahan Kota Surabaya, kemarin.
Sementara itu Kepala Bidang Kesejahteraan DP5A Anton Andiono mengatakan, bahwa penting melakukan pembinaan keluarga balita dan remaja guna membangun kedekatan antara anak dan orang tua. Agar orang tua tidak mengajarkan anaknya untuk tidak menyendiri.
“Salah satunya dengan memberikan arahan dan pengertian pada anak terhadap area-area mana saja yang tidak boleh disentuh,” katanya.
Selain itu Kepala Bidang Perlindungan Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat, Eko Yudi mengaku telah menerjunkan tim satgas di beberapa Kelurahan untuk monitoring daerah tersebut. Tak hanya itu pihaknya juga punya tim sosialisasi terkait dengan penculikan anak.
“Tetap kalau ada hal-hal yang berbahaya langsung telp 112. Kami akan terus berupaya meningkatkan pelayan,” katanya.