Sindiran bagi Koruptor, Ini Pantun Milenial Zawawi Imron
Penyair asal Madura, KH D Zawawi Imron menjadi perhatian dalam Muktamar Sastra 2018 diadakan pada 18-20 Desember 2018 di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah, Sukorejo, Situbondo, Jawa Timur.
Muktamar Sastra pertama digelar di Indonesia, merupakan sebuah ikhtiar mendorong gerak bangsa ini agar tidak melulu menjadikan politik dan ekonomi sebagai panglima.
"Saya tak mau kalah, takut dianggap kalah sama Sosiawan Leak. Dia itu pendekar antikorupsi. Tapi, Leak cuma melawan koruptor tidak berani melawan koruptris-- itu koruptor perempuan," kata Zawawi, penyair si Celurit Emas.
Zawawi Imron pun sempat bertanya: "Apa beda burung garuda dan para santri ?"
Hal itu langsung dijawabnya sendiri: "Kalau garuda cukup di dadaku, tapi kamu yang dalam hatiku".
Ada yang menarik dalam sesi baca puisi, yang di antaranya juga menampilkan KH Azaim Al-Ibrahimi dan KH A Mustofa Bisri. Zawawi Imron membacakan puisinya yang ditulis dengan pantun.
Ada yang menarik dalam sesi baca puisi, yang di antaranya juga menampilkan KH Azaim Al-Ibrahimi dan KH A Mustofa Bisri. Zawawi Imron membacakan puisinya yang ditulis dengan pantun. "Tapi, ini pantun milenial," kata Zawawi Imron. Berikut lengkapnya pantun itu:
PANTUN MILENIAL
Buah delima di dalam bokor
karung goni membungkus nangka
Syarat utama menjadi koruptor
harus berani masuk neraka
Naik motor keliling Jawa
mampir minum kota Bekasi
Syarat koruptor yang nomor dua
bisa tersenyum di televisi
Uang suap uang pelicin
disebut juga uang siluman
Karena korupsi rakyat miskin
koruptor kaya tujuh turunan
Menanam mentor bukit Menoreh
yang sedikit tanam di Talun
Agar koruptor dianggap saleh
naik haji setiap tahun
Burung pungguk dari Cianjur
ngejar gelatik menuju Bogor
Sebelum duduk terkenal jujur
setelah dilantik calon koruptor
Belajar agama pondok Ciganjur
untuk mendapat kedalaman rasa
Kalau ditanya kepada Gus Dur
koruptor itu pengkhianat bangsa.(adi)
Advertisement