Sindir Menyindir yang Mencemaskan
Saya bukan politisi tetapi tetap berpolitik. Bukan politik kekuasaan (siyasah safilah/low politic ), tetapi politik kebangsaan dan kerakyatan (siyasah aliyah samahah /high politic).
Bagi saya berpolitik adalah suatu keharusan dalam konteks menegakkan kebenaran, keadilan, kemaslahatan, ketertiban dan untuk mencegah kekacauan dan konflik.
Pada mulanya saya berharap kedatangan Habib Rizieq Syihab, polarisasi masyarakat yang terjadi sejak Pilkada DKI Jakata 2016 mulai mencair. Harapan itu tidak terwujud dan saya mulai cemas.
Yang terjadi kemudian adalah perang sindir dan saling mendiskreditkan di dunia maya, diwakili oleh para buzers masing masing.
Perbedaan sikap terhadap Habib Rizieq Syihab adalah hak setiap warga negara, suka atau tidak suka. Tetapi siapapun tidak bisa menyangkal, HRS adalah bagian dari komponen bangsa, tokoh yang mempunyai kharisma di kalangan penggemarnya. Hal ini jelas dari besarnya massa yang mengelu-elukan sejak kedatangannya.
Ya, cemas di tengah kecenderungan dan gejala mulai menurunnya citra dan ketidak percayaan terhadap partai politik dan sejumlah institusi negara lainnya.
Akankah keadaan ini dibiarkan begitu saja? Saya harap tidak!!!
Dr KH As'ad Said Ali
Pengamat sosial politik, tinggal di Jakarta.
Advertisement