Sindikat Narkoba, Lawan Tanpa Wajah bagi Generasi Masa Depan
Peredaran dan penyalahgunaan Narkoba merupakan salah satu permasalahan yang sangat serius untuk dicegahnya karena dapat menyebabkan rusaknya moral generasi bangsa.
Mengenalkan beberapa jenis narkoba dan indikasi yang ditimbulkan kepada generasi muda sangat mendesak untuk diberikannya.
Oleh karena itu Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Timur merasa ikut bertanggung jawab untuk ikut serta mencegahnya.
Dalam kegiatan sosialisasi pencegahan intoleranisme, radikalisme serta bahaya penyalahgunaan narkoba Kabid Agama Ekonomi Sosial dan Budaya FKPT Jatim, M Arifin MAG, menyampaikan beberapa dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari penyalahgunaan narkoba.
"Narkoba bagian dari amonisi proxy war yang tidak bisa dianggap ringan. Oleh karena itu kita semua wajib menjaga dan perang melawan penyalahgunaan narkoba," tutur Ust M Arifin, yang juga Ketua Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) PP Muhammadiyah.
Jaringan Narkoba
Menurutnya, jaringan narkoba telah masuk ke semua elemen masyarakat mulai dari tingkat yang paling bawah hingga yang paling atas. Mulai dari anak-anak hingga dewasa.
"Bagi penyalahguna narkoba hanya ada dua pilihan, mati sia-sia atau masuk penjara.
"Kejahatan narkoba merupakan kejahatan sindikat terorganisir dengan jaringan yang luas, bekerja sangat rapi, dan penuh kerahasiaan baik dalam level nasional maupun internasional," kata Ust M Arifin.
Menurutnya, sindikat narkoba merupakan lawan tanpa wajah. Oleh karena itu harus ekstra-waspada.
Hal itu terungkap dalam kegiatan "Sosialisasi Bahaya Intoleransi, Radikalisme dan Narkoba bagi Generasi Muda", digelar di Bakorwil Bojonegoro, Rabu 4 Oktober 2023, diikuti lebih dari seratus siswa SMA/SMA dan organisasi pemuda, atas kerja sama Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) dan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Provinsi Jawa Timur.
Pada kesempatan dihadiri Kepala Bakorwil Bojonegoro, Dr. Agung Subagyo, S.STP., M.Si, Ketua FKPT Jatim Prof. Dr. Hj. Hesti Armiwulan S, SH, MHum, CCD, CMC, Kepala Bakesbangpol Provinsi Eddy Supriyanto, S.STP, M.PSDM, Kepala Bakesbangpol Kab Bojonegoro Mamudi SSos MM, dengan nara sumber Dr. Freddy Poernomo SH MH (anggota Komisi A DPRD Jatim).
Selain itu, narasumber dari pakar masalah narkoba M. Arifin MAg (Kabid Agama, Sosial Budaya FKPT Jatim), Prof. Dr. Hj. Husniyatus Salamah Zainiyati, MAg (Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya), dengan moderator Agus Imantoro, SE, SSos, MM. (Sekretaris FKPT Jatim).
Hadir juga Dra Hj Faridatul Hanum, MKomI (Kabid Perempuan dan Anak FKPT Jatim), Kabid Pengkajian & Penelitian: AKBP (Purn.) Bambang Agus Sangsono, SH, MM, dan Riadi Ngasiran (Kabid Media Hukum dan Humas FKPT Jatim).
Sementara itu, Freddy Poernomo menegaskan, kaum merupakan agen perubahan. Generasi muda harus dipersiapkan untuk mengantisipasi masa depan, khususnya menjelang Indonesia Emas 2045.
Tiga Melek bagi Generasi Muda
Hesti Armiwulan dalam sambutan menegaskan pentingnya tiga melek: melek politik, melek kemasyarakat dan sejarah, serta terpenting dalam mengakrabi media sosial dengan pentingnya melek media.
Semua itu merupakan kesadaran yang perlu tertanam bagi generasi muda dalam menghadapi Indonesia Emas 2045.
"Kami mentitipkan kepada adik-adik generasi muda untuk tetap memperjuangkan kejayaan negeri in," tutur Hesti.
Hesti yang mantan aktivis Komnas HAM mengingatkan pentingnya menumbuhkan kepedulian, kepekaan dan pencegahan di lingkungan sekitar dari pengaruh radikalisme dan ancaman terorisme.
Selain itu, memberikan penguatan wawasan kebangsaan dan pemikiran keagamaan yang inklusif.
Hesti Armiwulan menekankan pentingnya melek media bagi masyarakat secara luas. Dengan melakukan media literasi & digital literasi agar memiliki pemahaman yang moderat dan inklusif.
"Melakukan pengawasan dan pendampingan dalam penggunaan internet. Mencermati materi ajar/perkuliahan dan melaporkan apabila ada materi yang tidak sesuai dengan semangat ke-Indonesia-an
Monitoring /waspada penyebaran aplikasi radikalisme di dunia maya," tutur Guru Besar Ilmu Hukum Universitas Surabaya (Ubaya) Surabaya.
Hal itu sebagai bagian upaya untuk melakukan deteksi dini dengan memberdayakan seluruh komponen masyarakat, untuk mencegah penyebaran paham radikal melalui kegiatan/pengajian yang eksklusif.
Dalam upaya pencegahan Tindak Pidana Terorisme. Diingatkan Hesti, pemerintah melakukan langkah antisipasi secara terus menerus yang dilandasi dengan prinsip pelindungan hak asasi manusia dan prinsip kehati-hatian.
"Kesiapsiagaan nasional merupakan suatu kondisi siap siaga untuk mengantisipasi terjadinya tindak pidana terorisme melalui proses yang terencana, terpadu, sistematis, dan berkesinambungan," tuturnya.
Kesiapsiagaan nasional dimaksud, menurutnya, adalah dengan pelbagai ikhtiar dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat, peningkatan kemampuan aparatur, pelindungan dan peningkatan sarana prasarana, pengembangan kajian terorisme, serta pemetaan wilayah rawan paham radikal terorisme.
Persiapan Masa Depan
Dalam menghadapi Indonesia Emas 2045, Kepala Bakorwil Bojonegoro, Dr. Agung Subagyo, S.STP., M.Si, mengingatkan tidak bisa dibiarkan berjalan seadanya. Melainkan perlu untuk dipersiapan sebaik-baiknya.
"Generasi muda perlu dipersiapkan menjadi kader-kader pemimpin bangsa guna memegang estafet kepemimpinan di negara kita di masa depan," tuturnya.
"Di tengah-tengah kemudahan kita dengan teknologi informasi, ada sisi positif dan negatif. Adanya informasi bohong di media sosial harus disikapi dengan baik dengan kemampuan melek media," tuturnya.