Simulasi Rencana Buka 21 SMP di Surabaya Digelar Selama 4 Hari
Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dispendik Surabaya Sudarminto mengatakan, sejak Senin, 4 Agustus 2020 sudah dilakukan simulasi hingga 4 hari ke depan untuk 21 sekolah SMP yang menjadi pilot project.
Adapun sekolah yang sudah melakukan simulasi senin kemarin adalah SMPN 3 dan SMPN 15 Surabaya.
"Mulai kemaren kita sudah lakukan simulasi kesehatan Covid-19 mulai dari masuk sekolah, berangkat dari rumah ke sekolah dan sebaliknya," ungkap Sudarminto.
Sudarminto menjelaskan, pihaknya juga sudah melakukan pelatihan manajemen resiko pada Kamis, 30 Juli 2020, untuk gugus tugas Covid-19 di 21 sekolah tersebut.
"Kita cek sarana prasarana kesiapan secara fisik apa yang ditulis di protokol apakah real ada di sekolah. Kekeurangan itu bisa kita fasilitasi," kata Sudarminto.
Dalam simulasi tersebut, Sudarminto juga menggungkapkan, Dispendik Surabaya mengecek sarana prasarana protokol kesehatan apakah mencukupi. Seperti bagaimana cara memeriksa suhu dengan thermo gun dan sebagainya.
Kemudian, lanjut Sudarminto, pihaknya juga melakukan simulasi seperti apa ketika anak masuk sekolah hingga pulang sekolah.
"Anak masuk sekolah seperti apa? Anak Pulang seperti apa? Guru sepeti apa? Kalau keluar untuk mau ke kamar mandi seperti apa? Hal-hal seperti itu yang saya ingin lihat di SMPN 3 kemaren," paparnya.
Dari simulasi yang dilakukan Sudarminto sudah memiliki gambaran utuh yang akan dievaluasi kurangnya atau yang dirasa belum aman bagi anak-anak. Menurutnya, sekolah tatap muka kembali bukan perihal berani atau tidak, melaimkan masalah keselamatan peserta didik.
"Kami harus betul-betul mempersiapkan semuanya, siap jangan sampai ada yang tidak dilaksanakan," ungkapnya.
Selama empat hari melakukan simulasi, setiap harinya akan ada lima sekolah yang melakukan simulasi. Bila sekolah benar-benar dibuka kembali sebelum masuk guru dan karyawan sekolah harus melakukan rapid tes terlebih dahulu.
"Sebelum pelaksanaan betul anak masuk maka seluruh sekolah gurunya dan karyawan dirapid dulu, punya kokorbid apa? Guru yang seperti ini tidak perlu masuk, ndak perlu tatap luka, daring saja dari rumah. Sebelum direkomendasikan masuk kondisi sekolah, guru sehat dulu. Sekolah steril dulu," tegasnya.
Diketahui, adapun 21 sekolah SMP pilot project tersebut adalah SMPN 1, SMPN 2, SMPN 3, SMPN 10, SMPN 12, SMPN 15, SMPN 19, SMPN 26, SMPN 28, SMPN 46, SMPN 62, SMP YBPK 1, SMP Petra 1, SMP Al-Hikmah, SMP Santa Maria, SMP Giki 2, SMP Pawityatan, SMP Wachid Hasyim 1, SMP Muhammadiyah 3, SMP Santo Carolus, SMP 17 Agustus.
Advertisement