Simpati pada Korban Terorisme, Ini Aksi Ribuan Mahasiswa
Ribuan mahasiswa Universitas Canterbury tumpah ruah mendatangi halaman Masjid terdekat. Kehadiran mereka hanya untuk mendengarkan adzan sebagai penghormatan kepada warga Muslim yang terbunuh dalam aksi teroris di dua masjid di Christchurch, New Zealand.
"Mari saling bertoleransi walaupun berbeda suku, ras dan agama," tutur seorang mahasiswa dari Indonesia, Selasa 19 Maret 2019.
Setelah serangan di dua masjid di Kota Christchurch, Selandia Baru, warga setempat menyampaikan simpati dan menyesalkan tindakan kekerasan tersebut.
"Dalam aksi teroris itu, penembakan pertama berlangsung di Masjid Al Noor, di pusta kota Christchurch. Aksi teroris yang kedua berlangsung beberapa saat kemudian di Masjid Linwood, lima kilometer dari Masjid Al Noor dan sebelah timur dari pusat kota, berlangsung pada saat Shalat Jumat, 15 Maret 2019."
Dalam aksi teroris itu, penembakan pertama berlangsung di Masjid Al Noor, di pusta kota Christchurch. Aksi teroris yang kedua berlangsung beberapa saat kemudian di Masjid Linwood, lima kilometer dari Masjid Al Noor dan sebelah timur dari pusat kota, berlangsung pada saat Shalat Jumat, 15 Maret 2019.
Seperti dikisahkan Ibnu Sitompul, seorang mahasiswa Indonesia yang kuliah di salah-satu perguruan tinggi di kota itu.
Di jalanan, masyarakat yang tidak saling mengenal saling menyampaikan simpati. Mereka juga berulang kali menyesalkan tragedi tersebut, kata Ibnu Sitompul, mahasiswa asal Indonesia yang tinggal di Kota Christchurch.
"Tetangga kanan-kiri saya datang ke rumah, dan memberi support (dukungan)," ungkap Ibnu Sitompul, dikutip ngopibareng.id, Selasa 19 Maret 2019 dari BBC.
Saat ini, Ibnu dipercaya sebagai Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di kota Christchurch, Selandia Baru. Dia tengah menyelesaikan program Doktor di Fakultas Hukum, Universitas Canterbury.
"Teman-teman kerja dan kuliah yang asli New Zealand semua menelpon dan menyatakan kalian diterima di sini," asal warga kota Bandung, Jawa Barat ini.
"Mereka seperti ingin bilang: Ini bukan New Zealand yang sebenarnya," lanjutnya.
Ibnu mengatakan, sebelum serangan tersebut, dia tidak pernah mendengar kabar tentang sikap rasial terhadap pada pendatang.
"Banyak yang menyesalkan ini terjadi karena (ulah) satu orang," tambah Ibnu. (adi)