Pembangunan Jembatan Ploso Jombang, Akibatkan Kepadatan
Proyek pembangunan jembatan Ploso mengharuskan adanya rekayasa lalu lintas di kawasan sekitar itu. Akibatnya, titik kepadatan pun menjadi berpindah. Salah satunya di Pasar Tapen, Kecamatan Kudu.
Seperti yang terpantau Minggu 4 April 2021, kendaraan lebih dari dua sumbu melintasi jalan alternatif yang menjadi penghubung Kecamatan Kudu dengan Kecamatan Kabuh.
“Terpaksa lewat jalan ini karena di depan biskop lama (Ploso) ditutup,” ungkap Wawan, salah satu sopir asal Surabaya.
Ia mengaku sedang dalam perjalanan menuju Kecamatan Jatikalen, Kabupaten Jombang, menggunakan rute Mojokerto-Ploso.
Idealnya, kendaraan yang ia kemudikan melewati simpang tiga Ploso. Namun karena ditutup akibat adanya pembangunan jembatan baru, Wawan terpaksa harus beralih ke jalur lain.
“Dari Tapen nanti masuk ke Kabuh. Terus lewat perempatan belok kiri arah ke Ploso. Baru setelah itu ke barat menuju Jatikalen,” lanjutnya.
Tidak cuma dari timur, kendaraan dari barat yang akan menuju Mojokerto juga tidak bisa melintas di simpang tiga Ploso.
Begitu juga kendaraan dari arah Lamongan yang akan menuju Mojokerto, juga harus melewati jalan alternatif Kabuh-Tapen. Pengalihan arus dimulai 27 Maret 2021, atau sejak adanya pemasangan tiang pancang sisi utara sungai Brantas untuk jembatan baru Ploso. Keputusan ini berlaku hingga masa mudik lebaran.
Proyek jembatan baru Ploso sendiri bersumber dari APBN dengan nilai mencapai Rp 125 miliar, di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Pemenang lelang dalam proyek ini adalah PT Waskita Karya.
Jembatan baru Ploso ini akan menjadi penghubung baru wilayah Jombang dengan daerah-daerah di pantai utara Jawa. Pembangunan jembatan baru dilakukan menyusul kondisi jembatan lama yang sudah tidak layak.