Stop Diskriminasi Penderita HIV/ AIDS
Penularan penyakit Human Immunodeficiency Virus (HIV), yang masih simpang siur di kalangan masyarakat, seperti penularan melalui udara, makanan atau berinteraksi langsung dengan penderita HIV, berdapak pada prilaku masyarakat. Mereka mengucilkan para penderita HIV atau ODHA.
Padahal yang perlu diketahui adalah penularan HIV hanya bisa terjadi lewat darah, cairan sperma, cairan vagina ataupun air susu ibu. Hal ini disampaikan oleh Sista Ersanti, salah satu pengiat Mahameru Surabaya, yayasan yang bergerak untuk membuat Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) menjadi berdaya.
"Penularan HIV tidak semudah yang dibayangkan. Penularannya sulit dan hanya bisa melalui darah, cairan sperma dan vagina (hubungan seks) serta air susu ibu (ASI)," ujar Sista saat diskusi bersama media tentang HIV yang diselenggarakan Jaringan Indonesia Positif (JIP) di Co-Working Satu Atap, pada Jumat, 22 Februari 2019.
Sista Ersanti juga menjelaskan bahwa penderita HIV di sekitar lingkungan masyarakat tidak otomatis membawa virus HIV. "Penularan HIV lewat udara, makanan atau berinteraksi dengan ODHA itu tidak benar sama sekali. Masyarakat tidak perlu melakukan diskriminasi terhadap ODHA," tegasnya.
Masyarakat, lanjut Sista Ersanti, justru harus memberikan dukungannya terhadap ODHA dengan cara mengingatkan mengenai gaya hidup yang sehat.
"HIV itu sama seperti penyakit diabetes. Asal minum obat antiretroviral (ARV) setiap hari, mereka tetap bisa beraktivitas seperti orang lain. ODHA yang mengkonsumsi ARV juga bisa menekan penularannya," ungkap pengiat HIV sejak tahun 90an ini.
Sonya, 57 tahun dari Persatuan Waria Kota Surabaya (BeruangKos) yang juga menderita HIV, menuturkan bahwa masyarakat harus tahu penularan HIV tergolong sulit. Sehingga tidak ada alasan masyarakat untuk mengucilkan ODHA.
"Kita bisa sehat kok, saya bisa mandiri dengan keadaan saya. Orang HIV juga bisa beraktivitas seperti biasa, bisa berkarya bukan seperti yang bayangkan masyarakat," ujar Sonya, yang juga pendamping ODHA untuk waria.
Sementara itu, Setio Budianto, Focal Point Surabaya JIP mengatakan, acara diskusi bersama media ini memang dibuat untuk menjawab kesimpang-siuran mengenai penyakit HIV, dan memperbaiki stigma mengenai ODHA di masyarakat.
Acara tersebut dihadihari kurang lebih 10 komunitas peduli HIV di Suarabaya, antara lain ARV Comunity Sistem (ACS), GaYa Nusantara, Ikatan perempuan Positif Indonesia (IPPI), dan Suara Berdaya Surabaya serta media di Surabaya. (pita)