Cara Kampung Simorejo Surabaya Temukan Solusi Sempitnya Lahan
Lahan sempit bukan halangan untuk bercocok tanam. Sistem hidroponik adalah solusi, dan sekarang sudah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat perkotaan.
Hidroponik adalah budidaya tanaman dengan memanfaatkan air, tanpa menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah.
Kampung Simorejo di Kelurahan Simomulyo, Kecamatan Sukomanunggal, Kota Surabaya, Jawa Timur, saat ini mendapat julukan Kampung Hidroponik karena hampir tiap rumah warganya memanfaatkan lahan yang terbatas untuk budi daya tanaman hidroponik serta ikan patin dan nila.
"Hasil panen hidroponik berupa sayur-sayuran selama ini selain dikonsumsi sendiri oleh masing-masing warga, sebagian juga dijual ke para pedagang kaki lima, biasanya yang jualan mie," kata Ashari, Ketua RW 09 Simorejo yang juga penggerak kegiatan budi daya tanaman hidroponik, di Surabaya.
Kemarin warga Kampung Simorejo memanen beragam sayur termasuk selada merah, kangkung, dan sawi yang ditanam secara hidroponik. Panen dilakukan tiga bulan setelah penanaman.
Ashari berencana bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk memasarkan hasil budi daya tanaman secara hidroponik.
"Tiap rumah nantinya harus tanam hidroponik. Sekarang ini, sejumlah warga dan tiap gang sudah ada tanaman hidroponik," katanya.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya Eri Cahyadi mendukung upaya warga Kampung Hidroponik.
"Ketika bicara Smart City, tak hanya bersih dan hijau, tapi juga guyub dan masyarakatnya bergotong royong. Apalagi, lingkungan seperti ini dikerjakan secara swadaya," kata Eri saat panen tanaman hidroponik di Simorejo pada Kamis kemarin.
"Kalau jumlah panennya besar, saya bisa koneksikan ke rumah makan, jika butuh selada merah, sawi bisa ambil di sini. Jika hidroponik bisa langsung dijual, kampung akan tambah guyub," ia menambahkan.
Eri mengatakan bahwa warga Kampung Simorejo baru mulai bercocok tanam dengan cara hidroponik sejak Agustus 2018. Namun, ia yakin upaya mereka dalam beberapa bulan ke depan akan berkembang.
"Ini masih baru, bayangkan kalau dua tiga bulan lagi tambah dahsyat, bisa ditularkan ke RT, RW, kampung, bahkan kecamatan lainnya," katanya.
"Mohon ditingkatkan, ayo kita buat menjadi Kampung Wisata Hidroponik, sehingga bisa menjadi contoh bagi kampung lainnya," ia menambahkan. (an/ar)