Silaturahmi Kebangsaan, Eri dan Gus Miftah Ajak Jaga Toleransi
Ribuan warga Surabaya tumplek blek memadati Jalan Pahlawan Surabaya, Jumat, 28 Oktober 2022 malam. Mereka antusias mengikuti acara Silaturahmi Toleransi Kebangsaan yang menghadirkan Gus Miftah.
Kegiatan yang digelar mulai pukul 18.00 WIB ini juga merupakan rangkaian kegiatan peringatan hari Sumpah Pemuda. Silaturahmi Toleransi Kebangsaan ini diramaikan 12 penampilan seni budaya dari berbagai suku, ras dan agama di Indonesia.
Di antaranya, Tari Remo dari Jawa Timur, Jaipong dari Sunda, Tati Sigeh Pengunten dari Organisasi Daerah Lampung, Mocopat dari Penghayat Kepercayaan Kota Surabaya, Tarian Empat Etnis dari Suku Bugis, Tari Pasambahan dari Suku Minang, dan Kasuari Dance dari Papua.
Selain pertunjukan seni dan budaya, kegiatan yang berlangsung di Jalan Pahlawan ini juga dilaksanakan Doa Bersama Lintas Agama serta Deklarasi Persamaan Satu Negara Indonesia dari berbagai suku, ras dan agama dari para pemuda di Surabaya.
Sementara di akhir acara, kegiatan diisi dengan ceramah kebangsaan yang disampaikan ulama kondang Miftah Maulana Habiburrahman atau biasa akrab disapa Gus Miftah.
Dalam sambutannya, Walikota Eri Cahyadi menyampaikan, Surabaya dikenal dari dulu hingga sekarang sebagai kota dengan toleransi yang tinggi.
"Hari ini 28 Oktober bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda di depan Tugu Pahlawan mengingatkan perjuangan Surabaya sebagai Kota Pahlawan tidak boleh dilupakan," kata Eri Cahyadi.
Karena itu, pihaknya mengajak seluruh masyarakat untuk terus memberikan keamanan dan kenyamanan bagi umat agama apapun yang menjalankan ibadah di Surabaya. Ia pun mengucapkan terima kasih kepada seluruh warga Surabaya yang telah menjaga perdamaian dan persaudaraan satu dengan yang lainnya.
"Saya yakin jikalau Surabaya dengan pemuda-pemudanya yang hari ini membacakan Deklarasi Persamaan Satu Negara Indonesia, maka dalam darah kita terpatri NKRI Harga Mati," tegas Eri.
Tak lupa, Eri juga kembali mengajak masyarakat di Kota Pahlawan untuk terus mengumandangkan bahwa Surabaya adalah kota terbuka bagi seluruh golongan dan menjaga toleransi.
"Saya yakin jika toleransi tetap terjaga, radikalisme tidak akan ada di kota kita ini. Surabaya tidak akan kacau karena tetap dijaga oleh arek-arek Suroboyo," tandasnya.
Advertisement