Siklus, Sirkuit Kehidupan, Catatan Sederhana KH Husein Muhammad
Seorang santri setoran hafalan Al-Quran. Di Pondok Pesantren Dar-el Qur'an, KH Husein Muhammad membimbing langsung para santrinya.
Pada bacaan hafalan Al-Quran, seorang santri sampai pada ayat ini.
اَللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْۢ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنْۢ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَّشَيْبَةً ۗيَخْلُقُ مَا يَشَاۤءُۚ وَهُوَ الْعَلِيْمُ الْقَدِيْرُ
"Allah-lah yang menciptakan kamu dari kondisi lemah, kemudian setelah kondisi lemah itu Dia menjadikanmu kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dan Dia Maha Mengetahui, Mahakuasa".
KH Husein Muhammad menyampaikan catatan ringan dan sederhana, tapi penting untuk direnungkan. Berikut petikannya:
Sirkus, Mengambil Cermin
Aku tertegun dan merenungi diri. Lalu aku mengambil cermin. Aku melihat rambutku, melihat wajahku, gigiku sudah habis. Lalu aku membuka album foto saat mondok, terus kuliah di Jakarta, terus ke Kairo, terus kembali, terus melanglang buana (baca : gratis). Lalu nongkrong 8 tahun di Menteng, lalu kembali ke rumah sampai kini. Begitulah siklus. Betapa aku harus bersyukur atas anugerah Allah yang tak terhitung.
Sirkuit Kehidupan
KH Husein Muhammad melanjutkan kisahnya.
Pagi ini ada beberapa orang tamu silaturrahim. Lalu mereka bercerita tentang kehidupan hari ini di jagad raya. Lalu mereka seperti berdiskusi dan menyampaikan pandangannya masing-masing. Semua mengekspresikannya dalam nada galau dan penuh dukacita. Lalu meminta pandanganku sekaligus saran (untuk tidak disebut nasehat). Aku menyampaikan sebatas apa yang aku ketahui. Informatif saja.
Aku mengatakan :
Ya begitulah memang. Banyak manusia terperangkap dalam siklus dan sirkuit kemelut duniawi. Hari-harinya dilalui dengan perbincangan di sekitar bagaimana cara memeroleh uang banyak, menduduki posisi jabatan yang potensial menghasilkan uang dan terhormat, atau berebut kenikmatan seksual. Untuk keperluan memenuhi hasrat-hasrat itu mereka melakukan dengan berbagai cara. Ada yang baik-baik dan ada dengan cara-cara yang melanggar hukum dan etika. Mereka acap bertengkar, saling memfitnah, saling menyakiti, melakukan kekerasan verbal, fisik, seksual, bahkan membunuh. Ada yang mengambil secara diam-diam uang rakyat yang ada dalam genggaman kekuasaannya.
Saat bahagia mereka lupa pada yang lain.
Saat menderita mereka menyalahkan yang lain.
Para bijakbestari, berjuang untuk mengalahkan egonya. Manakala gagal mereka menyalahkan diri sendiri, bukan orang lain.
Mereka bilang "urip mung mampir ngombe", hidup sekedar mampir untuk minum. Seorang sahabat, suatu hari melihat Nabi tidur di atas tikar lusuh yang berkulit kasar. Tampak di punggung beliau bekas cetakan tikar itu. Hatinya berduka. Ia menawarkan kepada beliau alas tidur yang empuk dan nyaman.
Katanya :
يَا رَسُولَ الله، لوِ اتَّخَذْنَا لكَ وِطَاءً، فقال: مَا لي وَللدُّنْيَا؟ مَا أَنَا في الدُّنْيَا إِلَّا كَرَاكِبٍ اسْتَظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ، ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا. رواه الترمذي وَقالَ: حديثٌ حسنٌ صحيحٌ.
"Nabi, bagaimana jika aku ambilkan untukmu alas tidur yang halus empuk?. Nabi menjawab : " apalah artinya aku dan dunia ini. Aku di dunia ini bagaikan musafir yang sedang beristirahat di bawah pohon lalu kembali berangkat meninggalkan pohon itu".
Oh, betapa mengharukan dan indahnya kata-kata Nabi itu.
Sesudah itu setiap orang akan ditanyai apa yang sudah dikerjakannya selama hidupnya.
لا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ، وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَ فَعَلَ، وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ، وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَ أَبْلَاه
"Sebelum kaki seorang hamba melangkah ia akan ditanya tentang umurnya, dihabiskan/ digunakan untuk apa saja. Tentang pengetahuannya dimanfaatkan untuk apa saja. Tentang hartanya, dari mana dia peroleh dan untuk apa dia belanjakan; dan tentang tubuhnya, digunakan untuk apa ?. (HR at-Tirmidzi, ad-Darimi, al-Baihaqi).
"Begitu saja ya?. Terima kasih atas Silaturrahim teman-teman," tutur KH Husein Muhammad. (05.06.21/HM)