Titip Absen? Enggak la yau. Awas, Sekarang Ada Sikarel!
Absensi kertas kerap kali dianggap kurang efisien. Tidak akurat. Bahkan absensi manual mempunyai banyak kekurangan. Salah satunya adanya budaya titip absen yang biasa dilakukan mahasiswa.
Fenomena ini tampaknya mampu menggugah inovasi. Enam mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Surabaya (Ubaya) mencoba mencari jalan keluar atas fenomena itu. Enam orang yang tergabung dalam tim Era Eru Teus membuat sebuah inovasi Presensi Kartu Elektronik. Inovasi itu kemudian disingkat menjadi Sikarel. Berhasil!
Keenam mahasiswa itu masing-masing adalah Tabah Arivianto, Nico Ardianto, Rifki Alviyandi, Alessandro Augusta, Andrew Tanujaya dari jurusan Teknik Elektro. Plus Kristian Tanuwijaya mahasiswa jurusan Teknik Informatika.
Sikarel dianggap jawaban dari kebutuhan Fakultas Teknik untuk menggantikan adanya presensi manual yang telah ada sejak awal 2018. Untuk sistemnya, Sikarel dihubungkan langsung dengan database yang dimiliki oleh unit Akademik dan Sistem Informasi Manajemen Ubaya.
Ketua Era Eru Teus, Tabah Arivianto, mengungkapkan, inovasi ini bertujuan untuk menyempurnakan sistem presensi manual yang sebelumnya masih menggunakan kertas.
"Kita tahu dari segi biaya, presensi manual lebih mahal dan lebih rumit penggunaannya bagi Tata Usaha maupun dosen. Ada juga peluang terjadi human error seperti presensi yang tertukar, dan perlu waktu untuk input data setelah kelas berlangsung,” kata Tabah, Selasa 11 Desember 2018.
Secara teknis, Tabah menjelaskan jika penggunaan Sikarel ini dimulai ketika dosen masuk ruangan. Dosen terlebih dulu membuka sistem presensi kelas dengan menempelkan kartu karyawan. Setelah itu, mahasiswa bergantian maju ke depan kelas untuk menempelkan kartu mahasiswa.
Setelah selesai mengajar, dosen kembali menempelkan kartu karyawan untuk menutup kelas, sehingga tidak ada mahasiswa lagi yang bisa melakukan presensi. "Dengan begitu, Sikarel bisa mengetahui secara otomatis jika ada mahasiswa yang namanya tidak terdaftar dalam kelas tersebut," jelasnya.
Karena penggunaannya masih menggunakan kartu mahasiswa, kedepannya tim asuhan Susilo Wibowo ini akan terus mengembangkan inovasi Sikarel tersebut. "Kami akan kembangkan kembali untuk kedepannya, karena problemnya jika kartu bisa saja hilang dan harus menunggu untuk dapat yang baru," pungkasnya.
Diketahui, Sikarel ini telah digunakan di 14 kelas Fakultas Teknik Ubaya. Alat ini terbukti lebih akurat dalam memasukkan data, cepat dan ekonomis. Selain itu, sistem Sikarel lebih fleksibel dan dapat diatur sesuai dengan kondisi kelas, seperti nama mata kuliah yang berbeda, pergantian jam mata kuliah dan lainnya. (amm)