Sikap Disbudpar Soal Dewan Kesenian Surabaya Sudah Benar
Sikap Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya yang tidak mengakui Musyawarah DKS dan hasil-hasilnya, mendapat dukungan dari anggota DPRD Kota Surabaya Komisi A yang membidangi hukum dan pemerintahan, Mochamad Machmud.
“Sikap pemerintah kota dalam hal ini Disbudpar pasti punya dasar hukum dan alasan yang kuat. Maka saran saya kepada Kepala Dinas Budpar Surabaya. Jangan Ragu untuk menegakkan kebenaran,” kata Machmud, panggilan akrabnya kepada Ngopibareng.id, Senin siang.
Menurutnya, yang namanya musda, muscab atau apa istilahnya, pasti ada aturannya. “Mulai dari perijinan, undangan peserta sampai urusan lainnya, semestinya dikoordinasi dengan jajaran samping, termasuk Pemkot. Berkoordinasi dan berkomunikasi dulu, sehingga ada saran atau masukan dari pemerintah agar menjadi proses pemilihan pengurus yang sempurna,” tambahnya.
"Jika memang Pemkot merasa ada yang janggal, ya harus hati-hati. Bagaimana pun Pemkot Surabaya adalah yang mengeluarkan dana pengembangan kesenian di Surabaya, masak diabaikan begitu saja," tanya Machmud.
Jika Pemkot sudah tidak mengakui, sedangkan pengurus DKS cuek dan mengabaikan sikap Pemkot ini, maka sudah pasti Pemkot tidak akan mau mengeluarkan anggaran apa pun. Dampaknya, sudah bisa dipastikan nasib kesenian dan nasib seniman surabaya ke depan akan makin suram, katanya.
“Jika pengurus DKS yang baru terpilih bersikukuh dengan sikapnya, maka DKS sendiri yang akan jadi korban, nasib DKS akan makin kelam. Diakui atau tidak, kesenian juga butuh anggaran pengembangan, pembibitan dan lainnya. Pemkot punya kewajiban untuk membantu anggarannya, tetapi yang dibantu itu juga harus menyadari posisinya,” kata mantan pemimpin redaksi Harian Memorandum ini. (nis)