Sikap Ansor Jatim Ikuti KH Ma'ruf Amin
Surabaya: Gerakan Pemuda Ansor Jawa Timur menyatakan tidak akan menuntut Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, terkait tudingannya yang dianggap menyudutkan dan menghina KH Ma’ruf Amin. Hal ini sejalan dengan sikap dan teladan Rais Aam PBNU tersebut yang telah memaafkan Ahok.
Pernyataan ini disampaikan Ketua GP Ansor Jatim, Rudi Tri Wachid, Kamis (2/2) sore. Menurutnya, kader Ansor mengikuti sikap KH Ma’ruf Amin yang telah memaafkan Ahok. “Kiai Ma’ruf sudah memaafkan, kita akan mengikuti sikap kiai kita,” kata Rudi Tri Wachid. Apalagi permintaan maaf berupa video dan pernyataan tertulis telah dilakukan pihak Ahok.
Sementara Banser juga mengambil sikap yang sama. Kasatkorwil Banser Jatim, H Moh Abid Umar menambahkan, Banser lahir batin menjaga marwah ulama dan kiai NU sekaligus benteng terdepan NKRI. “Kami adalah benteng dari Nahdhatul Ulama dan Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI. Perintah Rais Aam KH Ma’ruf Amin agar kader NU harus tenang dan bisa menahan diri, wajib kami taati,” terang Gus Abid, sapaan akrabnya.
Kendati demikian, ia mengingatkan berbagai kalangan jangan sekali-kali menyenggol dan menghina ulama dan kiai NU. “Banser akan berdiri di depan,” tegas Gus Abid.
Pernyataan yang sama disampaikan Wakil Ketua PW GP Ansor Jatim Bidang Infokom, H Mochamad Nur Arifin. Gus Ipin, sapaan akrabnya mengemukakan bahwa Ansor Jatim siap setia membentengi NU dan pesantren dari pihak yang ingin mengadu domba, menebar kebencian dan menciderai kebhinnekaan NKRI.
“Kami akan selalu siap menunggu instruksi untuk menjaga marwah dan sebagai benteng NU dan NKRI dari pihak yang sekadar nabok nyilih tangan,” ungkap Gus Ipin.
“Mari kita jadikan kejadian ini untuk semakin meneguhkan rasa ukhuwah nahdliyah, persaudaraan sebangsa dan setanah air,” tegasnya. Selanjutnya, semua pihak harus menjaga ketenangan negara dari provokasi dan ujaran kebencian oleh gerakan yang mengancam keharmonisan beragama, berbangsa dan bernegara, urainya.
Di akhir paparannya, Gus Ipin berpesan untuk menjadikian peristiwa ini sebagai sarana mengedepankan kesantunan dalam bersikap. “Jadikan ini pembelajaran bersama untuk mengedepankan kesantunan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” pungkasnya. (bis)