Sigmaphi Prediksi Ekonomi Indonesia Tumbuh 5 Persen
Ekonomi Indonesia diprediksi akan tumbuh sebesar 5,30 persen di kuarrtal III tahun ini. Prediksi itu dikeluarkan oleh lembaga riset kebijakan dan data analisis Sigmaphi, Kamis 15 September 202.
Sedangkan secara tahunan (year on year), pada Kuartal III Sigmaphi memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia minus -3,27 persen, membaik dari kuartal II yang minus -5,33 persen (YoY).
Pada akhir 2020, Sigmaphi memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali membaik menjadi minus -1,95 persen (YoY) dan minus -0,40 persen secara kuartalan, dilansir dari siaran persnya.
Pertumbuhan ekonomi juga diproyeksikan berlangsung sejak awal hingga akhir 2021. Sumber utama pertumbuhan ekonomi pada 2020 dan 2021, masih berasal dari kekuatan fiskal Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) maupun komponen konsumsi rumah tangga, investasi maupun ekspor yang mulai pulih.
Simulasi pertumbuhan ekonomi di atas dilakukan dengan menggunakan injeksi APBN sebagai sumber pembiayaan pengeluaran pemerintah, serta injeksi guncangan konsumsi dan penurunan jumlah pekerja akibat Pandemi Covid-19. Proyeksi tersebut dibuat dengan menggunakan pendekatan Computable General Equilibrium (CGE).
Proyeksi tersebut juga dibuat berdasarkan dua skenario. Skenario pertama, diasumsikan penanganan Covid-19 menunjukan hasil yang baik dan pada Tahun 2021, sehingga tidak dilakukan PSBB secara ketat seperti tahun 2020 , dan perekonomian akan membaik dari sisi konsumsi, investasi, ekspor dan impor.
Skenario kedua mengasumsikan bahwa pada Triwulan II tahun 2021 kembali dilakukan PSBB secara ketat seperti pada tahun 2020. Situasi guncangan perekonomian nasional pada Triwulan II tahun 2021 diasumsikan mirip seperti yang terjadi pada triwulan II 2020.
Tingkat kemiskinan secara nasional pada semester II 2020, diperkirakan sebesar 10,05 persen atau 26,86 juta orang, meningkat dari 9,41 persen atau 25,14 juta orang dari Maret 2019. Pada 2021 diperkirakan tingkat kemiskinan masih di level 10 persen, yakni 10,02 persen pada semester I dan 10,01 persen pada semester II.
Sedangkan tingkat pengangguran pada Agustus 2020 diperkirakan sebesar 7,80 persen (10,77 juta orang), kemudian menurun pada Februari dan Agustus 2021 masing-masing sebesar 7,21 persen (9,94 juta orang) dan 6,20 persen (8,55 juta orang).
Dalam publikasi perkembangan ekonomi terbaru tersebut Sigmaphi juga menyebutkan proses pemulihan ekonomi Indonesia pada 2020 lebih cepat dari krisis 1998. Pada krisis 1998 Indonesia membutuhkan waktu sekitar 5 tahun untuk recovery.
Namun pada 2020 diperkirakan Indonesia hanya butuh waktu 1 tahun untuk pulih dari kondisi guncangan ekonomi akibat pandemi Covid-19. “Semakin kompak kita menjalani pemulihan, semakin menjauh kita dari krisis,” kata Jerry Marmen, dalam paparannya di hadapan media.
Menanggapi publikasi tersebut, Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi Arif Budimanta yang juga hadir dalam forum publikasi Sigmaphi, mengatakan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2020 dalam tren positif. Arif memprediksi pada kuartal III ekonomi Indonesia tumbuh lebih baik dari kuartal II 2020.
Membaiknya data pertumbuhan itu diyakini akan menjauhkan Indonesia dari ancaman krisis akibat pandemi Covid-19. “Perekonomian nasional menunjukan tren yang membaik sejak Agustus 2020, dibandingkan dengan April-Mei 2020 saat situasi ekonomi berkontraksi pada posisi terdalam,” kata Arif.
Salah satu indikator perbaikan ekonomi, kata Arif, dapat dilihat dari purchasing manager’s index (PMI) manufaktur yang mulai memasuki tahap ekspansi kembali, peningkatan konsumsi masyarakat, maupun kegiatan perdagangan.
Purchasing manager’s Index (PMI) manufaktur Indonesia pada bulan Agustus 2020 telah mencapai zona ekspansi (>50) bahkan sempat lebih tinggi dari PMI Manufaktur ASEAN. Namun sedikit tertahan pada bulan September 2020 karena PSBB kedua, namun berpotensi tumbuh lebih tinggi ke depan dengan catatan penanganan Covid-19 sudah dapat dikendalikan.
Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) oleh Bank Indonesia pada Oktober, mengindikasikan bahwa kegiatan dunia usaha membaik pada Q3 2020. Hal ini tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) pada Q3 2020 sebesar - 5,97 persen membaik dari -35,75 persenpada Q2 2020. Pada Q4 2020, responden memprakirakan kegiatan usaha akan mencatat kinerja positif dengan SBT sebesar 2,12 persen.
Sigmaphi adalah lembaga riset kebijakan dan analisis data yang dibentuk pada 15 Agustus 2019 oleh beberapa peneliti dan analis muda yang berasal dari beberapa perguruan tinggi dalam dan luar negeri.
Hingga saat ini, Sigmaphi fokus pada kegiatan menyelenggarakan kajian dan penelitian serta monitoring terkait kebijakan pembangunan ekonomi, sosial, sumber daya manusia, budaya maupun sumber daya alam yang kemudian didokumentasikan serta didiseminasikan kepada publik sebagai masukan dan strategi kebijakan ke depan.
Advertisement